Pesan Politik di Balik Rangkulan Prabowo kepada Sandiga, AHY dan Hanafi Rais
Usai pendaftaran di KPU, Jumat (10/8/2018), Prabowo merangkul Sandi, AHY, juga Hanafi Rais.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi bakal calon Presiden Prabowo Subianto merangkul Sandiga Uno, Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan politikus PAN, Ahmad Hanafi Rais menarik perhatian publik.
Menurut Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, aksi Prabowo merangkul Sandi, AHY dan Hanafi Rais seakan ingin menunjukan ke publik dukungan dan perhatian kepada kawula muda atau generasi milenial.
Usai pendaftaran di KPU, Jumat (10/8/2018), Prabowo merangkul Sandi, AHY, juga Hanafi Rais.
"Itu menunjukan ke publik, dia lebih mengedepankan tokoh muda," ujar pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Jumat (10/8/2018).
Baca: Tak Dampingi Prabowo-Sandi Mendaftar ke KPU, Ternyata SBY Ada di Rumahnya
Pesan politik pun menurut dia, kuat sekali seakan ingin disampaikan Prabowo kepada pasangan petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Yakni, perhatian ingin berebut suara milenial dalam pilpres 2019.
Menurut dia, langlah awal Prabowo ini langsung menunjukan usaha merebut hati kalangan milenial.
Untuk diketahui jumlah pemilih milenial di Pemilihan Umum 2019 diperkirakan cukup besar dan sangat menentukan kemenangan partai ataupun calon presiden dan wakil presiden.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan jumlah pemilih milenial, yang berusia 19-38 tahun, mencapai 45 persen dari jumlah pemilih nasional.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, pada 2019, ada 196,5 juta calon pemilih. Jadi diperkirakan jumlah pemilih milenial mencapai sekitar 88 juta orang.
Wajar jika kemudian partai politik, termasuk Jokowi dan Prabowo, yang akan maju di Pilpres 2019, berusaha merebut hati kalangan milenial. (*)