Nina Mardina, Sosok di Balik Pembentukan Tim Paskibraka Nasional 2018
"Empat puluh persen kekhawatirannya akan hilang setelah bendera berkibar, 50 persen setelah penurunan, dan 10 persen lagi baru setelahnya," kata Nina
Penulis: Gita Irawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Waktu menunjukan pukul 21.41 WIB dan kalender menunjuk hari Kamis 16 Agustus 2018 di ponsel. Sebuah pesan masuk dari seorang pembina tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2018 tingkat nasional bernama Nina Mardina.
Dalam pesannya ia meminta maaf karena baru menyelesaikan tugasnya memeriksa seluruh perlengkapan seluruh anggota Paskibraka dan baru bisa diwawancara.
"Namanya anak seusia mereka kan kebanyakan mungkin masih ada yang biasa diladeni di rumah, sama orang tuanya, atau sama Mbaknya. Jadi tetap harus diperiksa perlengkapannya," kata Nina.
Ketika menerima telpon Tribunnews.com, suaranya terdengar agak serak. Namun perempuan kelahiran Garut 15 Februari 1968 itu mengaku dalam keadaan sehat.
Selama kurang lebih tiga puluh menit telepon dari hotel Sriwijaya Jalan Veteran Jakarta Pusat, Nina menceritakan seluk beluk Paskibraka, peran, suka-duka, serta tugas-tugasnya sebagai pembina tim Paskibraka tingkat nasional 2018 yang akan mengibarkan bendera merah putih di Istana Negara pada Jumat (17/8/2018) dengan penuh semangat.
Nina adalah satu dari delapan pembina yang bertugas untuk mendampingi serta melatih 68 siswa-siswi tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk melakukan upacara peringatan Hari Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia.
Nina bercerita, setiap harinya ia harus mendampingi seluruh kegiatan tim Paskibraka yang dimulai sejak pukul 04.00 WIB hingga pukul 21.30 WIB.
Ketika seluruh tim Paskibraka sudah tidur, ia dan pembina lainnya masih harus terjaga untuk memeriksa kamar-kamar mereka. Ia sadar tugas itu bukan tugas yang mudah.
Selain fisik yang harus prima kecakapan untuk memahami karakter tiap anak dan mengayomi mereka menjadi kemampuan yang harus dimilikinya.
"Kalau dibilang capek ya capek, tapi ini lebih ke tanggung jawab moral saya sebagai anggota Purna Paskibraka," kata Nina tegas.
Nina menceritakan kalau dirinya berangkat dari Paskibraka daerah Garut, Jawa Barat. Untuk kepengurusan tingkat Nasional Purna Paskibraka Pusat pada tahun 1999 di bidang sumber daya manusia. Tugasnya saat itu adalah mendidik dan melatih Paskibraka generasi baru.
Tahun 2000 ia mulai ikut pelatihan Paskibraka tingkat nasional meski tidak penuh waktu. Baru tahun 2002 dirinya baru terjun secara penuh dari awal sampai akhir pelatihan Paskibraka tingkat nasional hingga tahun 2009.
Kemudian tahun 2010 hingga tahun 2015 dirinya sempat vakum karena pergantian pengurus. Namun saat itu setiap tahun ia masih tetap diminta hadir untuk menyampaikan materi kepada tim Paskibraka.