Moses Mayer Remaja 16 Tahun, Luncurkan Aplikasi SampahLink
Membantu mengurangi tingkat polusi, meningkatkan kesadaran daur ulang sampah kering, hingga membantu kelompok masyarakat ekonomi lemah
Penulis: FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Membantu mengurangi tingkat polusi, meningkatkan kesadaran daur ulang sampah kering, hingga membantu kelompok masyarakat ekonomi lemah, seperti pemulung.
Hal itu menjadi keinginan besar yang diwujudkan Moses Mayer (16), ketika mencetuskan ide membuat platform utama, situs www.sampahlink.com dan aplikasi mobile Sampahlink. "Platform ini menciptakan link (penghubung) yang menghubungkan
pihak yang memiliki sampah dengan para pemulung dan pengepul. Dengan demikian, terciptalah solusi yang menguntungkan bagi kedua
belah pihak," jelas Moses Mayer dalam acara Karya Untuk Indonesia 'SampahLink' di Living World Alam Sutera The Garden, Tangerang, Banten, Kamis (16/8/2018) malam.
Cowok kelahiran Jakarta 2002 itu menjelaskan, di platform tersebut pemilik sampah memiliki opsi untuk mendonasikan atau menjual sampahnya. Sehingga sampah kering, misalnya kertas, kaca, plastik serta sampah lainnya yang bisa didaur ulang dapat dikelola
dengan baik.
"Platform SampahLink ini bersifat gratis, tidak ada biaya apun bagi penggunanya," kata pelajar SMA kelas 12 di Jakarta International School (JIS) itu.
Lebih lanjut Moses menjelaskan, SampahLink juga melakukan penggalangan dana untuk mendukung kegiatan dan
program yang bertujuan menciptakan lingkungan dan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Misalnya, bekerjasama dengan perusahaan dan organisasi lainnya dalam penanganan sampah kering.
"Saat ini kami sudah bekerja sama dengan beberapa hotel sebagai bagian dari CSR (corporate social responsibility) mereka," kata Moses Mayer.
Lalu bagaimana tercetus ide membuat Platform semacam itu?
Peraih medali emas Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA bidang komputer informatika ini mulai menaruh minat pada penelitian (research) ketika mendapatkan kesempatan untuk melakukan penelitian di bawah bimbingan Prof. Carl Yerger dari Davidson College - Amerika Serikat pada tahun 2017.
Moses Mayer menghasilkan karya penelitian yang meneliti bagaimana salah satu model dalam matematika, Game Theory, dapat digunakan dalam menangani permasalahan polusi di Indonesia. Penelitian tersebut, membawa Moses pada ide 'SampahLink'.
"Saya mencetuskan ide aplikasi dan website SampahLink ini selain mengembangkan jiwa entrepreneurship saya, juga untuk menjalankan program sosial melalui SampahLink ini," ucap Moses Mayer.
Aplikasi SampahLink ini direalisasikan Moses Mayer pada awal tahun 2018 lalu.
Dalam pelaksanaannya, Moses juga turun langsung mensosialisasikan aplikasi SampahLink ke kalangan para pemulung dan pengepul yang dalam aplikasinya disebut 'SampahLink Troop'(pengumpul sampah).
Saat ini, SampahLink telah memiliki 150-an 'SampahLink Troop' yang tersebar di beberapa titik di Tangerang, Banten, Jakarta, dan di Pulau Bangka (Babel).