Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Minimalisir Dampak Kemarau, Kementan Turunkan Tim Mitigasi Kekeringan

Tim khusus ini akan berkoordinasi dengan TNI, Kementerian PUPR, dan Pemerintah Darah sehingga mampu memetakan permasalahan kekeringan.

Editor: Content Writer
zoom-in Minimalisir Dampak Kemarau, Kementan Turunkan Tim Mitigasi Kekeringan
dok. Kementan
Mengatasi musim kemarau yang diprediksi mengalami puncaknya bulan Agustus dan September 2018 ini, Kementerian Pertanian telah melakukan langkah antisipatif untuk tetap menjaga produksi padi nasional, yakni dengan menurunkan Tim Mitigasi Kekeringan. 

Mengatasi musim kemarau yang diprediksi mengalami puncaknya bulan Agustus dan September 2018 ini, Kementerian Pertanian telah melakukan langkah antisipatif untuk tetap menjaga produksi padi nasional.

Selain mendorong penggunaan bibit padi yang cocok untuk lahan kering, Kementan juga menyiapkan pompanisasi di sejumlah daerah untuk pengairan.

Sebagaimana target yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kementan tetap menargetkan pertanaman 1 juta hektar pada bulan Agustus ini. Untuk itu, Kementan juga membentuk tim khusus yang secara langsung terjun ke lapangan membantu petani yang membutuhkan pengairan.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan Pending Dadih Permana mengungkapkan tim khusus ini telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk melakukan pemetaan dan mitigasi terhadap daerah sentra produksi pertanian.

“Kami turunkan tim khusus untuk berkoordinasi dengan pihak terkait, antara lain TNI, Kementerian PUPR, serta Pemerintah Daerah setempat dalam memetakan permasalahan, negosiasi penggelontoran air dari Bendungan, serta terlibat langsung melaksanakan pengawalan gilir giring sesuai jadwal yang telah disepakati,” ungkap Pending pada keterangan pers yang diterima Senin (20/8).

Pending menetapkan bahwa pemberian air irigasi difokuskan dan diprioritaskan terhadap wilayah-wilayah yang berpotensi akan mengalami gagal panen.

Penerapan jadwal gilir giring atau membagi jadwal pengairan yang sudah disusun di tingkat daerah akan diawasi secara ketat. Hal ini dilakukan agar lahan pertanian yang rawan kekeringan mendapatkan pasokan air yang cukup.

Berita Rekomendasi

Selain itu, melibatkan TNI dalam pelaksanaan piket petugas pada tiap lokasi ‘bangunan bagi’ pada sistem irigasi, untuk menghindari pengambilan air secara illegal pada saluran bagian hulu.

“Masyarakat dan seluruh aparat juga akan didorong untuk bergotong royong membersihkan sampah-sampah yang terdapat pada saluran irigasi,” tambah Pending.

Khusus untuk bantuan pompa air, tahun 2018 ini sudah tersebar bantuan pompa air ukuran kecil sebanyak 3.897 unit, pompa air ukuran sedang sebanyak 4.769 unit, serta pompa ukuran besar sebanyak 1.381 unit.

“Kami meminta daerah untuk dapat menggerakkan bantuan pompa air ke wilayah-wilayah yang masih memungkinkan untuk mengoptimalkan sumber daya air yang ada,” tutur Pending.

Penanganan di Berbagai Daerah

Selain terjunkan tim khusus langsung ke lapangan, Kementan juga sudah membentuk posko penanganan kekeringan. Berdasarkan data Ditjen Tanaman Pangan, areal persawahan yang terkena kekeringan hingga pertengahan Agustus 2018 seluas 127.101 ha, dan Puso 25.405 ha.

Kekeringan terbesar terjadi pada bulan Mei hingga Juli 2018, yang terkena seluas 87.827 Ha dan sampai terjadi puso seluas 22.153 Ha. Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi provinsi yang paling terdampak kekeringan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas