Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hanura: Ocehan Negatif ke Pemerintah Soal Pelemahan Rupiah Cenderung Politis

Oso pun meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan melemahnya nilai tukar rupiah.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Hanura: Ocehan Negatif ke Pemerintah Soal Pelemahan Rupiah Cenderung Politis
Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com
Oesman Sapta Odang 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan demi pernyataan bernada negatif terus bermunculan dialamatkan kepada pemerintah saat mata uang Rupiah mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika Serikat.

Terkait hal tersebut Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang mengatakan pernyataan negatif kepada pemerintah dinilai politis.

Padahal, selama ini kata Oesman pemerintah terus bekerja keras dalam menjaga rupiah.

"Pandangan negatif yang dialamatkan kepada pemerintah cenderung politis. Ada sasaran politik, supaya rakyat terpengaruh. Namun, saya yakin, rakyat tidak terpengaruh dengan ocehan yang tidak realistis,” ucapnya dalam pernyataannya di Jakarta Kamis (6/9/2018) siang.

Menurut pria yang akrab disapa Oso ini makin menguatnya Dollar AS merupakan siklus perekonomian dunia, bukan karena persoalan ekonomi dalam negeri.

Ketua DPD ini juga menjelaskan, pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan sejumlah politisi terkait kenaikan Dollar AS dan turunnya nilai Rupiah lebih karena ingin menjatuhkan kredibilitas pemerintah.

Tujuannya tentu politik, yakni agar rakyat tak lagi percaya terhadap Pemerintah.

Berita Rekomendasi

Dia menambahkan, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS disebabkan krisis perekonomian global.

Sedangkan dari sisi fundamental ekonomi dalam negeri, masih sangat kuat.

Oso pun meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan melemahnya nilai tukar rupiah.

Dia yakin, masalah itu bakal segera teratasi dengan baik.

“Apa yang terjadi saat ini, bukan masalah perekonomian dalam negeri. Ini siklus ekonomi dunia. Dan kita sudah memiliki sistem yang kuat untuk melewatinya,” ujarnya.

Melemahnya mata uang lanjut Wakil Ketua MPR ini juga tak hanya dialami Indonesia.

Bahkan, nilai tukar Turki anjlok 80 persen, Argentina 56 persen, dan Inggris 5 persen.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas