Hasil Survei Jadi Cambuk Partai Golkar di Pemilu 2019
Acara digelar mulai 13 sampai dengan 15 September 2018 di Hotel Bidakara, Ruang Birawa, Jl.Gatot Subroto Kav. 71-73 Pancoran, Jakarta Selatan.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar mengadakan acara Workshop dan Bimbingan Teknik (Bimtek) untuk seluruh Calon Anggota DPR-RI Partai Golkar pemilu 2019 dan DPD Partai Golkar Provinsi Se-Indonesia.
Acara digelar mulai 13 sampai dengan 15 September 2018 di Hotel Bidakara, Ruang Birawa, Jl.Gatot Subroto Kav. 71-73 Pancoran, Jakarta Selatan.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Loedwijk F Paulus, membuka acara.
Pada saat membacakan pidato, dia menyampaikan kepada para bakal calon legislatif Partai Golkar menjadikan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia Denny JA sebagai cambuk meningkatkan suara partai.
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia Denny JA menunjukkan Partai Golkar terancam tak masuk peringkat dua besar pemenang Pemilu 2019.
Baca: PAN Tidak Kaget dengan Hasil Survei LSI
Golkar diprediksi hanya menempati peringkat ketiga di Pemilu Legislatif 2019 dengan perolehan suara 11,3 persen.
"Secara akademis survei itu kita yakini kebenaran. Kalau kita yakin benar, jadi cambuk buat. Bagaimana perolehan suara tidak menurun, tetapi akan meningkat. Itu tergantung kerja bapak ibu sekalian," ujar Lodewijk saat membuka acara, di Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Dia mengingatkan masih ada waktu sekitar enam bulan untuk meningkatkan elektabilitas Golkar.
Untuk itu, dia meminta kepada para caleg Golkar yang akan memperebutkan kursi DPR RI membuka jaringan seluas-luasnya.
Menurut dia, kekuatan Partai Golkar itu bukan berada di hasil survei.
Namun, kata dia, kekuatan justru berada di jaringan. Jaringan ini yang dibentuk oleh para caleg tersebut.
Dia mencontohkan, pilkada di provinsi Lampung 2018.
Pada awalnya, calon yang diusung partai Golkar, Arinal Junaidi-Chusnunia Chalim kalah dalam survei.
Namun, pada saat pemilihan, pasangan yang diusung Golkar dan PKB tersebut berhasil membalikkan keadaan.
"Ini contoh menyikapi hasil survei dan kekuatan Partai Golkar ada di grass root, di jaringan. Bukan di 1200 orang (responden yang disurvei,-red) ini," tambahnya.