OnlinePajak Memprakarsai Berdirinya Sekolah Coding Gratis di Indonesia
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengapresiasi sekolah coding gratis L’Académie sebagai bagian upaya membangun ekosistem ekonomi digital
Editor: Wahid Nurdin

Sementara itu, Pendiri Ancora Group dan Ancora Foundation sekaligus Komisaris OnlinePajak Gita Wirjawan sangat mendukung terbentuknya L’Académie.
Hal itu menurutnya sebagai wujud tanggung jawab dan kontribusi dunia usaha di dalam meningkatkan ketahanan dan pembangunan ekonomi Indonesia di masa mendatang, yang mana akan banyak mendapat disrupsi dari cepatnya perkembangan dunia informasi dan teknologi (IT).
“Saya berharap Indonesia akan dikenal sebagai salah satu pemasok programmer unggul yang sangat dibutuhkan di era industri digital saat ini, sekaligus tujuan investasi yang kondusif bagi dunia, ujar Gita Wirjawan.
Ancora Foundation didirikan dengan misi untuk membantu pendidikan di berbagai tingkatan untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Ancora Foundation banyak memberi sponsor dan pelatihan untuk guru-guru dari 450 Taman Kanak-Kanak untuk murid yang kurang mampu melalui Sekolah Rakyat Ancora yang digagasnya.
Gita Wirjawan juga menyediakan beasiswa untuk pemuda-pemudi berprestasi untuk dapat melanjutkan kuliah di berbagai universitas ternama di dunia.
Di kesempatan yang sama, co-founder L’Académie Guillaume Catala (EWS, Co-Founder dari G20 Young Entrepreneurs Alliance di Indonesia yang aktif dalam beberapa kegiatan bilateral ekonomi kreatif) mengatakan pendidikan dan teknologi adalah dua hal yang berperan penting dalam membuat suatu negara terus maju berkembang.
Menurutnya, Indonesia kaya dengan bibit unggul di dunia teknologi informatika.
L'Académie dibuat dengan tujuan untuk mendukung pertumbuhan potensi ekosistem digital secara keseluruhan di Indonesia.
L’Académie akan mengadopsi model edukasi dari 42--sekolah IT di Prancis yang telah membuktikan kesuksesannya di Amerika Serikat, Amerika Selatan, Ukraina, dan Rumania, dengan mengimplementasikan french excellence dalam standar kualitas pendidikannya.
“Tidak ada syarat khusus atau batasan ijazah, hanya tes masuk yang perlu diikuti untuk bergabung di L’Académie. Metode pengajaran dan fasilitas intranet akan sama dengan yang ada di 42.” ujar Olivier Ducourant dari 42.
Yang unik dari L’Académie adalah metode belajarnya yang teacher-free, peer-to-peer learning concept and project-based learning yang sudah diimplementasikan oleh 42 di banyak negara lainnya.
Para siswa dapat bertukar pikiran dengan siswa berkualitas lainnya secara fleksibel selama 24 jam. Tidak perlu repot, karena sifatnya yang digital, peserta hanya perlu membuka laptop dan mengakses platform belajar.
Mulai September 2019, sebanyak 150 peserta didik akan mengikuti program tiga tahun, dengan proses belajar gamifikasi sehingga menjadi lebih menarik.
Puncaknya, mereka akan mendapatkan tempat magang dan bekerja di perusahaan terpilih. Menjadi peserta didik juga merupakan wujud nasionalisme karena terlibat dalam inisiasi untuk mengembangkan diri dan Tanah Air.
Pendidikan yang akan menopang peradaban bangsa. Mengutip perkataan Bung Karno, membangun karakter bangsa hanya bisa melalui pendidikan. (*)