Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politisi PKB: Kebijakan Impor Beras Bisa Menggerus Suara Jokowi di Pilpres

Sebab, hal tersebut bisa menggerus elektabilitas Jokowi jelang Pilpres 2019.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Politisi PKB: Kebijakan Impor Beras Bisa Menggerus Suara Jokowi di Pilpres
Tribunnews/JEPRIMA
Seorang kuli angkut menata tumpukan karung beras di Gudang Perum Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (9/1/2018). Pemerintah menegaskan tidak akan mengimpor beras umum atau medium meski stok di gudang Bulog kurang dari 1 juta ton. Pasokan beras ini dirasa masih cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional, termasuk untuk bantuan sosial beras keluarga sejahtera (rastra). Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebijakan impor beras yang dilakukan di era Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla harus disikapi secara hati-hati.

Sebab, hal tersebut bisa menggerus elektabilitas Jokowi jelang Pilpres 2019.

Hal itu disampaikan Wasekjen PKB, Daniel Johan saat ditemui Tribunnews.com, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/9/2018).

"Intinya kebijakan impor itu harus hati-hati dan terukur, karena kalau tidak terukur akan menggerus suara Pak Jokowi," ujar Daniel.

Baca: Untuk Tahun Ini, Impor Beras Hanya 2 Juta Ton

Wakil Ketua Komisi IV tersebut menilai, kebijakan impor sangat berbahaya bagi Jokowi sendiri.

Sehingga penggunaan basis data harus diperhatikan.

Menurutnya, kebijakan impor hanya bisa dilakukan berdasarkan kebutuhan. Misalkan di saat produksi menurun dan permintaan tinggi.

Berita Rekomendasi

"Jadi kita impor hanya yang kita butuh pada saat kita kekurangan tetapi dalam konteks beras jangan mengimpor pada saat petani lagi panen," tuturnya.

Lanjutnya, Daniel mengatakan stok beras saat ini banyak bahkan dapat dikatakan surplus.

Oleh karena itu, kebijakan impor beras yang dilakukan Kemendag harus dikaji ulang.

"Sekarang beras itu banyak di pusat-pusat produksi pertanian tetapi karena Bulog terhambat untuk menyerap beras petani karena dibatasi oleh harga yang rendah," tutup Johan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas