Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok di Balik Video Kampanye Jokowi ala Biskuit Khong Guan

"Pertama kali menangani kampanye politik tahun 2004, Pak Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Waktu itu saya ikut di Hotline Advertising"

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sosok di Balik Video Kampanye Jokowi ala Biskuit Khong Guan
Twitter/@MurtadhaOne
Gambar di kaleng biskuit legendaris Khong Guan masih menjadi pembahasan di media sosial. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah video kampanye capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf ala biskuit Khong Guan menjadi viral di media sosial pada Senin kemarin.

Video tersebut menampilkan dialog ibu dan dua anaknya di meja makan seperti lukisan di kaleng biskuit Khong Guan.

Pada akhir dialog si ibu dan kedua anaknya, akhirnya terjawab misteri ketidakhadiran sang ayah di tengah mereka karena sudah bekerja alias tidak menganggur berkat kerja pemerintahan Jokowi.

Video tersebut merupakan karya sutradara sekaligus penulis skenario M Dedy Vansophi.

Pria yang akrab disapa Romo itu merupakan pencetus ide, penulis skenario, sekaligus sutradara konten kampanye Jokowi-Ma'ruf ala biskuit Khong Guan dengan mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS).

Dedy tampak tengah asik memetik gitar listrik Fender Jazz Master saat ditemui Tribun di kantor agensi iklan di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (25/9) kemarin.

Dia menghentikan aktivitasnya dan bersedia berbagi certia tentang video kampanye karyanya itu.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, tema dari materi video kampanye itu yakni memberikan efek keceriahan atau kebahagian di tengah konstelasi politik pilpres saat ini.

Baca: Juru Bicara Pasangan Jokowi-Maruf Akui Land Rover 109 V8 Punya Tunggakan Pajak

"Awalnya ingin bikin kampanye ceria. Karena kita pasti terpapar polarisasi politik yang parah banget. Artinya orang tidak terbuka lagi dengan adanya beda pilihan. Orang bisa terbuka ngomong hal-hal yang kasar tentang yang bukan pilihannya," ujar Dedy.

Pria kelahiran Pemalang, 25 Maret 1975 itu mengaku sudah 15 tahun berkarir di bidang periklanan. Namun, baru dua tahun belakangan dirinya baru menjajal pekerjaan sebagai penulis skenario sekaligus sutradara iklan.

Sepanjang karirnya, Dedy telah menggarap berbagai jenis iklan mulai dari iklan e-Commerce, consumer good, sampai kampanye politik yang ia sebut sebagai social campaign.

"Pertama kali menangani kampanye politik tahun 2004, Pak Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Waktu itu saya ikut di Hotline Advertising," ungkapnya.


Dedy menceritakan, sejumlah rekan seprofesinya banyak yang menjaga jarak untuk menggarap konten berbau politik. Namun, dia justru mengambil jalan lain.

"Bedanya, saya ambil semua. Iklan komersil ambil, kampanye juga saya ambil," ujarnya seraya tertawa.

Dia pun berkomitmen dalam setiap membuat iklan konten kampanye politik harus mengedepankan misi mewujudkan suasana politik yang sejuk. "Kita punya misi satu. Inginnya agar suasana kampanye menjadi sejuk," kata Romo.

Pengalaman paling ekstrim yang dirasakan Dedy adalah ketika dia harus putus dengan sang kekasih pada saat Pilpres 2004.

Penyebabnya adalah karena kekasihnya berbeda pilihan dan tidak suka dengan iklan capres-cawapres hasil garapannya.

Setelah putus dengan pacarnya, kini Dedy menjalin hubungan dengan wanita lain hingga kini dikaruniai dua anak.

"Kenapa juga harus mempertahankan hubungan pacaran yang tidak bisa memahami perbedaan semacam itu," tutur Dedy seraya tertawa. (tribun network/git/coz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas