Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Dalam Bukunya, Sarwono Ungkap Gus Dur yang Sudah Tahu Jalan Hidupnya

Kementerian atau departemen ini tidak pernah ada dalam pemerintahan sebelumnya, baik semasa Soekarno, Soeharto, dan Habibie

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Dalam Bukunya, Sarwono Ungkap Gus Dur yang Sudah Tahu Jalan Hidupnya
ISTIMEWA/BAMBANG PUTRANTO
Sarwono Kusumaatmadja. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sarwono Kusumaatmadja meluncurkan memoar berjudul "Menapak Koridor Tengah" di Gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Kamis (27/9/2018).

Sarwono adalah Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (1988-1993), dan Menteri Negara Lingkungan Hidup (1993-1998) dalam kabinet Presiden Soeharto; serta Menteri Eksplorasi Kelautan (1999-2001) di bawah Presiden Gus Dur.

Melalui buku tersebut, yang diterbitkan Oleh Penerbit Buku Kompas, Sarwono mengungkap perjalanan hidupnya sedari kecil, hingga menjadi bagian dari elite politik Indonesia.

Dalam buku itu ia membeberkan banyak hal yang tidak diketahui publik. Berikut sebagian dari isi memoarnya. Gus Dur Tahu Bakal Jadi Presiden RI 13 Tahun Sebelum Kejadian

Setelah Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dipilih menjadi Presiden RI ke-4 oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) hasil Pemilu 1999, ia membentuk kabinet. Dalam kabinet baru, yang disebut sebagai Kabinet Persatuan Nasional, tercantum pos Kementerian/Departemen Eksplorasi Kelautan, yang kini menjadi Kementerian Kelautan.

Kementerian atau departemen ini tidak pernah ada dalam pemerintahan sebelumnya, baik semasa Soekarno, Soeharto, dan Habibie. Ini pos yang benar-benar baru sama sekali.

Nama orang yang ditunjuk Gus Dur sebagai menteri pada pos baru tersebut adalah Sarwono Kusumaatmadja. Ia memang bukan orang baru dalam pentas elite politik nasional. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Sarwono pernah menduduki dua pos kementerian atau departemen.

Berita Rekomendasi

Yakni sebagai Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (1988-1993), dan Menteri Negara Lingkungan Hidup (1993-1998).

Ketika tahu bahwa ia masuk Kabinet Persatuan Nasional, Sarwono kaget sekaligus bingung. Dua kali ia menjabat menteri pada masa Soeharto, ia selalu diberi tahu lebih dahulu oleh Soeharto sendiri melalui telepon, sebelum kabinet baru diumumkan. Namun, kali ini tidak ada pemberitahuan sebelumnya baik dari Gus Dur pribadi maupun utusannya.

Selain kaget, Sarwono pun bingung. Saat itu ia sedang bersiap untuk pindah mukim sementara di Amerika Serikat. Ia sudah mendapat kesempatan untuk menempuh studi doktoral di sebuah universitas terkemuka di negeri tersebut. Waktu studi diperkirakan tiga tahun, sehingga semua anggota keluarga akan "diboyong".

"Semua urusan kepindahan dan tempat studi sudah beres. Istilah kata, tinggal angkat koper saja," kata Sarwono kepada Tribunnews.com.

Sarwono pun bergegas menemui Presiden Abdurrahman Wahid. "Gus, saya kan sudah tidak mau jadi menteri. Lagian, saya sudah mau berangkat untuk studi di Amerika Serikat," begitu kata Sarwono kepada Gus Dur.

"Looh, gimana sih Antum (Anda). Kan saya sudah kasih tahu di Slipi tahun 1986 bahwa ketika saya jadi presiden, Antum saya jadikan menteri urusan laut," jawab Gus Dur.

Sarwono kaget sekali oleh jawaban mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama itu. Ia pun memeras ingatan akan momen pertemuan dia dengan Gus Dur, yang terjadi beberapa kali, lebih dari satu dekade silam.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas