Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Miftah Nur Sabri Diteror SMS Fitnah Lewat Nomor Telepon Berkode +1 terkait Skandal Sandiaga

Miftah menjelaskan sejak situs itu viral di media sosial, dia bersama dengan teman lainnya, beberapa kali mendapatkan informasi fitnah.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Miftah Nur Sabri Diteror SMS Fitnah Lewat Nomor Telepon Berkode +1 terkait Skandal Sandiaga
Vincentius Jyestha/Tribunnews.com
Miftah Nur Sabri 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Miftah Nur Sabri, seorang pria yang namanya dituliskan di situs skandalsandiaga.com, akhirnya angkat suara.

Ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Miftah menjelaskan sejak situs itu viral di media sosial, dia bersama dengan teman lainnya, beberapa kali mendapatkan informasi fitnah dengan nomor telepon berkode (+1), atau kode nomor telepon yang berasal dari Amerika Serikat.

"Iya, sejak viral itu, ada nomor telepon berkode +1 mengirimkan pesan singkat terus menerus ke saya dan teman-teman lain," ungkapnya kepada Tribun, Jakarta, Jumat (28/9/2018).

Dalam pesan singkat yang ia terima, hanya berisi tautan situs dan informasi lain yang dianggap fitnah. Apabila nomor tersebut dihubungi, tidak akan tersambung.

"Enggak bisa. Cuma bisa terima saja. Enggak bisa apa-apa lagi," jelasnya.

Anehnya, teman yang hanya mendapatkan pesan tersebut, merupakan tim informasi dan teknologi Sandiaga Uno yang pernah bekerjasama.

Baca: Perampok Tauke Padi Diringkus Warga dan Polisi Setelah Kelelahan Berenang di Danau Toba

Sementara, tim lainnya tidak ada yang diberikan pesan singkat itu.

Berita Rekomendasi

"Saya bingung juga, kenapa hanya tim IT saja yang kena? Kenapa yang lain tidak? Semua total ada enam orang tim IT, itu kena semua," lanjutnya.

Berdasar pada penelusurannya sendiri, Miftah yang juga profesional dalam bidang IT, menceritakan kepada Tribun, bagaimana situs itu terbentuk.

Domain dari situs tersebut selalu berganti dan menggunakan server Coldfire. Apabila, harus meretas, maka biayanya tidak murah.

"Bisa ratusan juta dollar kalau mau diretas. Makanya, saya berani bilang, mereka sangat sistematis untuk membuat situs fitnah ini," urainya.

Pria yang saat ini juga menjadi bagian dari Juru Kampanye Nasional Pasangan Prabowo-Sandiaga, menegaskan ada pihak ketiga yang memiliki kepentingan buruk atas pilpres 2019 kali ini.

Dasarnya bagi dia jelas. Kamis (27/9/2018) malam, ada pihak dari Jokowi yang datang ke rumahnya untuk mengatakan bahwa calon presiden itu marah atas apa yang telah terjadi.

"Saya tidak bisa bilang siapa, tapi saya kenal dia adalah orangnya tim Jokowi. Datang ke rumah dan mengatakan kalau Pak Jokowi sangat marah atas hal ini. Jadi, saya bisa bilang kalau ini ada kepentingan dari pihak luar," imbuhnya.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari tim pemenangan Prabowo-Sandiaga terkait situs skandalsandiaga.com.

Baca: Satu Keluarga di Palu Dilaporkan Masih Hilang, Jumlah Korban Tewas Mencapai 420 Orang

Saat ini, kata dia, para penyidik tengah mengkaji laporan itu apakah nantinya masuk ke dalam tindak pidana umum atau justru pelanggaran pemilu.

"Nanti dilihat, apakah ini pelanggaran (pidana umum-red) atau tindak pidana pemilu," ujar Dedi di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (28/9/2018).

Ia menjelaskan bila terbukti sebagai pelanggaran pemilu, nantinya kasus akan diserahkan kepada Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu).

Sementara itu, jika termasuk ke dalam tindak pidana, Dedi mengatakan pihaknya akan menaikkan penyelidikan ke penyidikan.

"Kalau tindak pidana pemilu nanti diserahkan ke Gakkumdu dan akan digelarkan perkara," ungkapnya.

"Dari hasil perkara tersebut kalau dinyatakan hasil tindak pidana akan ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan. Kalau sudah begitu 14 hari penyidikannya," imbuh Dedi.(amriyono/tribunnews)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas