Detik-detik Tsunami yang Meluluhlantakan Lapas Palu, Tahanan Pontang-panting Kabur
"Kondisi awalnya kondusif, walaupun pagar yang melingkupi lapas semua roboh. Tak lama mereka berkumpul air keluar dari dalam tanah," ujar Sri
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan (lapas) di Sulawesi Tengah ikuthancur oleh bencana gempa dan tsunami, Jumat (29/9/2018) lalu.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Sri Puguh Budi Utama mengungkapkan, saat gempa 7,4 skala richter terjadi, Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIA Palu Ady Yan Ricoh, berinisiatif mengumpulkan para napi dan petugas lapas di lapangan sebagai bentuk penyelamatan.
"Kondisi awalnya kondusif, walaupun pagar yang melingkupi lapas semua roboh. Tak lama mereka berkumpul air keluar dari dalam tanah," ujar Sri dalam konferensi pers di Kantor Ditjen PAS, Jln Veteran, Senin (1/10/2018).
Setelah merasakan gun angan dan melihat air keluar dari dalam tanah, para napi panik. Mereka lalu berlarian untuk menyelamatkan diri.
Petugas mencoba menenangkan para napi agar tidak panik. Lalu terjadi gempa berikutnya yang akhirnya membuat napi kabur melalui blok sel yang telah roboh.
Baca: Kisah Atlet Paralayang Singapura Berjibaku Bertahan Hidup Saat Tsunami Menerjang Palu
"Warga binaan pemasyarakatan panik. kemudian disusul dengan robohnya blok di sisi kiri, dua blok roboh. Teman-teman UPT di Lapas Palu masih mencoba untuk memberikan arahan agar tenang," ungkap Sri.
"Begitu disusul gempa berikutnya mereka sudah tidak sabar dan lari menuju ke dua blok yang bobol. Hampir semuanya tidak perlu juga berdesak-desakan karena robohnya cukup luas menuju jalan dan memang tidak semuanya," tambah Sri.
Sebelumnya diberitakan, tsunami menghantam Kota Palu dan sejumlah kabupaten di sekitarnya di Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) usai kawasan tersebut dihantam gempa berkekuatan 7,4 SR.
BNPB mengungkapkan, hingga hari Minggu (30/9/2018) jumlah korban tewas yang sudah berhasil ditemukan sejumlah 832 orang, 540 orang luka berat, serta 16.732 pengungsi.