Sederet Fakta di Balik Penemuan Jenazah Atlet Paralayang di Hotel Roa Roa
Berikut deretan fakta di balik penemuan jenazah atlet peralayang yang telah dirangkum Kompas.com.
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Dari tujuh orang, tim SAR baru berhasil mengevakuasi dua atlet nasional paralayang Indonesia yang terjebak di reruntuhan Hotel Roa Roa, Palu.
Mereka adalah Gleen Mononutu dan Petra Mandagi.
Keduanya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, pada Senin (1/10/2018).
Baca: Ini 8 Hoax Seputar Gempa Palu Donggala Sulawesi Tengah dari Wali Kota Palu Tewas hingga Foto-foto
Saat ini, Tim SAR masih mencari keberadaan lima atlet dan korban lainnya yang diduga masih tertimbun reruntuhan Hotel Roa Roa, Palu.
Berikut deretan fakta di balik penemuan jenazah atlet peralayang yang telah dirangkum Kompas.com.
1. 30 atlet datang ke Palu untuk festival tahunan di Pantai Talise
Sebelum gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Palu dan Donggala pada Jumat (28/9/2018), 30 atlet paralayang telah tiba di Palu.
Mereka akan mengikuti Festival Tahunan Pesona Palu, Lamoni, di Pantai Talise yang digelar 27-30 September ini.
Setelah gempa terjadi, Kepala Pelatih Tim Nasional Paralayang saat Asian Games 2018 Gendon Subandonomengetahui ada 7 atletnya yang terjebak di Hotel Roa Roa tempat mereka menginap.
"Kan, saya sudah mendata semua yang ada di situ, yang belum ada kabar tinggal 7 orang itu," katanya melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Minggu (30/9/2018).
2. Para atlet segera dipulangkan
Pada Sabtu malam (29/9/2018), sebagian atlet paralayang segera dipulangkan ke daerah asal masing-masing dengan menggunakan pesawat Hercules.
"Sebanyak 10 orang pulang ke Jakarta melalui Makassar. Sebagian atlet yang dari Jawa Timur dan Bali turun di Makassar dan melanjutkan pulang dengan pesawat lain," kata Tagor Siagian, Humas PB Federasi Aero Sport Indonesia (FASI), Sabtu (29/9/2018).
Para atlet tersebut dievakuasi bersama-sama dengan warga korban gempa dan tsunami.