Ma'ruf Amin Optimis Raih Suara 80 Persen di Jawa Barat
Kiai Ma'ruf Amin, melangsungkan pertemuan dengan Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 01, Kiai Ma'ruf Amin, melangsungkan pertemuan dengan Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Ma'ruf melangsungkan pertemuan dengan Dedi di Gedung Kembar, Purwakarta, Jawa Barat.
Dalam pertemuan itu, Ma'ruf membahas mengenai potensi suara di wilayah Jawa Barat pada Pilpres 2019.
Usai berbincang, Ma'ruf optimis dapat meraup suara di atas 70 persen di Jawa Barat.
Apalagi, terdapat beberapa tokoh Jawa Barat yang menyatakan dukungan kepada pasangan capres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf.
Baca: Kiai Maruf Amin: Ekonomi Kita Akan Mikraj Tahun 2024
Di antaranya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dan mantan calon gubernur Jawa Barat TB Hasanudin.
"Pak Ridwan Kamil, Pak Dedi Mulyadi dan Pak TB Hasanuddin. Kalau dijumlah 80 persen," ujar Ma'ruf di Jalan Nagri Tengah, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (3/10/2018).
Selain itu, ia menyebut ada peran dari Deddy Mizwar sebagai mantan calon gubernur Jabar.
Ma'ruf menginginkan para tokoh tersebut mempertahankan suara pendukung, untuk memilih pasangan nomor urut 01.
Di kesempatan yang sama, Dedi Mulyadi menambahkan, bahwa pihaknya memiliki banyak pendukung yang searah dalam hal dukungan.
Ia menampik jika Jawa Barat merupakan lumbung suara pasangan nomor urut 02.
Sebab, kata Dedi, Ma'ruf memiliki basis pemilih di daerah-daerah padat penduduk di Jawa Barat.
"Kan basicnya bisa diliat, abah kan Banten, bisa geser ke Bogor, geser ke Sukabumi, Cianjur, nah ini kan muter disitu basis pemilihnya," kata Dedi.
Lebih lanjut ia juga merespons isu bahwa Ma'ruf hanya diperalat Jokowi untuk meraup suara di pilpres.
Padahal, hal tersebut merupakan informasi miring yang dipelintir melalui sosial media. Ada kapabilitas dan kapasitas sebagai ulana yang didapati Jokowi dari diri Ma'ruf.
"Kan' bukan barang yang diperalat, nanti kan ada argumentasi logis," tutur Dedi.