Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wilayah yang "Hilang" di Kelurahan Petobo Capai 180 Hektar

Menurut catatan BNPB wilayah yang 'hilang' akibat fenomena likuifasi mencapai 180 hektare dari total keseluruhan seluas Petobo kira-kira 1.040 hektare

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Wilayah yang
Fitri Wulandari/Tribunnews.com
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat ditemui di Graha BNPB, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut wilayah Kelurahan Petobo di Palu, Sulawesi Tengah menjadi salah satu daerah yang terdampak parah karena fenomena likuifaksi.

Menurut catatan BNPB wilayah yang 'hilang' akibat fenomena likuifasi mencapai 180 hektare dari total keseluruhan seluas Petobo kira-kira 1.040 hektare.

"Medan memang cukup sulit ini karena bangunannya terseret oleh lumpur likuifaksi, kemudian ditenggelamkan dalam area luas 180 hektare," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).

Diketahui wilayah Petobo mengalami fenomena likuifaksi atau penggemburan lapisan tanah pasir akibat guncangan gempa berkekuatan 7,4 skala rihcter yang menguncang Sulteng.

Baca: BNPB: Korban Tewas Gempa dan Tsunami di Sulteng 1.424 Orang

Akibatnya kondisi permukaan air tanah yang dangkal membuat kekuatan lapisan tanah pasir hilang seolah mencair itu sebanyak 2.050 unit bangunan di Petobo yang rusak.

Sementara itu, hingga H+6 bencana gempa dan tsunami di Sulteng masih ada empat kecamatan di Kabupaten Sigi yang masih terisolir.

Empat kecamatan tersebut antara lain Lindu, Kolawi, Kolawi Selatan, dan Pipikoro.

BERITA TERKAIT

"Untuk mengatasi hal ini, distribusi logistik menggunakan helikopter. Helikopter yang ada di sana baik dari TNI, Basarnas, BNPB dikerahkan untuk distribusi logistik di daerah terisolir, termasuk dropping pasukan tim Basarnas untuk melakukan pencarian korban di empat kecamatan," kata Sutopo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas