Diperkirakan Masih Ada 1.000 Orang Hilang, Terkubur Akibat Gempa Sulteng
Data mengenai korban meninggal dikemukakan juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PALU - Korban meninggal dunia akibat gempa-tsunami di Palu dan sekitarnya telah mencapai 1.571 orang dan sebanyak 1.000 lainnya mungkin terkubur reruntuhan rumah dan bangunan.
Data mengenai korban meninggal dikemukakan juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Adapun jumlah korban terkubur dipaparkan Badan SAR Nasional.
"Kami memperkirakan ada lebih dari 1.000 rumah terkubur, jadi mungkin lebih dari 1.000 orang masih hilang," kata Yusuf Latif, Kasubbag Humas Badan SAR Nasional, M Yusuf Latif, kepada kantor berita AFP, hari Jumat (05/10).
Baca: Korban Gempa-Tsunami Palu Mulai Dikuburkan Massal
Yusuf merujuk pada kompleks perumahan Balaroa yang terimbas likuifaksi setelah gempa-tsunami menerjang Palu, pada 28 September 2018 lalu.
"Namun, kami masih belum yakin karena masih ada kemungkinan beberapa orang berhasil keluar," imbuhnya.
Sutopo dalam keterangan pers di Jakarta, hari Jumat (05/10), menyatakan angka korban yang masih dinyatakan hilang bervariasi.
Ada yang memperkirakan antara 500 hingga 1.000 orang.
"Berapa pastinya, kami belum tahu ... jadi kalau berdasarkan laporan atau penuturan warga yang selamat di sana, banyak (yang masih hilang). Berapa angka (pastinya), kami belum bisa menyampaikan," jelas Sutopo.
'Tak ada lagi tanda-tanda kehidupan'
Pencarian antara lain dilakukan di di Hotel Mercure Palu.
Di sini sekumpulan regu penyelamat Indonesia bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat asal Prancis, Pemadam Kebakaran Darurat Internasional, untuk mencari dan menemukan korban.
Mereka menggunakan beragam cara, termasuk mengutus anjing pelacak serta alat pendeteksi tanda-tanda kehidupan.