Jokowi Disarankan Belajar dari Pilkada DKI, Saat Ahok Unggul di Survei Tapi Kalah di Pemilihan Akhir
Untuk itu, dia berpesan agar kubu Jokowi-Ma'ruf Amin tidak langsung puas sehingga lenggah karena keunggulan di hasil survei.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengingatkan kubu petahana Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin untuk berkaca dengan Pilkada DKI Jakarta 2017.
Hal tersebut diungkapkan Hendri menanggapi hasil survei yang dirilis SMRC dimana elektabilitas pasangan calon presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin unggul dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Sudah bisa diprediksi, sebagai petahana Jokowi pasti bisa unggul," ujar pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Senin (8/10/2018).
Baca: Survei SMRC: 6 Bulan Jelang Pilpres, 60 Persen Warga Pilih Jokowi
Ia pun menyebutkan hasil survei KedaiKOPI juga menunjukan keunggulan Jokowi-Ma'ruf Amin dari Prabowo-Sandi dengan keunggulan antara 20-25 persen.
Di Pilpres 2014 lalu, waktu kampanye begitu pendek.
Baca: Nagita Slavina Marah Lipstiknya Dipakai Menggambar, Cara Cerdas Rafathar Minta Maaf Banjir Pujian
Sedangkan 2019, kata dia, waktu kampanye begitu panjangnya hingga April tahun depan.
Untuk itu, dia berpesan agar kubu Jokowi-Ma'ruf Amin tidak langsung puas sehingga lenggah karena keunggulan di hasil survei.
Pilkada DKI pada 2017, kala petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat melawan Anies Baswedan-Sandiaga Uno jadi cermin yang berarti.
"Kita lihat pelajaran di Jakarta. Di Pilkada Jakarta, semua hasil survei mengatakan Ahok lebih unggul. Tidak ada lembaga survei apa pun di awal-awal memprediksi Anies-Sandi menang," dia mencontohkan.
Selain itu, dia melihat Jokowi masih memiliki pekerjaan rumah yang relatif tidak ringan yakni dalam bidang ekonomi dan penegakan hukum.
Khususnya di bidang ekonomi, ketika nilai tukar rupiah melemah atas rupiah.
"Hati-hati jangan sampai terpeleset di ujung jalan," pesannya.