Peluru Nyasar ke DPR, Politikus PDIP Sebut Lapangan Tembak Perbakin Ditutup atau Dipindahkan
"Ya masa DPR yang ditutup dan mengalah ke Perbakin," ujarnya di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (18/10/2018).
Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Eva Sundari Kusuma mengatakan jika peluru menyasar ruang anggota dewan DPR RI menjadi persoalan panjang, maka lapangan tembak Perbakin sebaiknya ditutup.
"Ya masa DPR yang ditutup dan mengalah ke Perbakin," ujarnya di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (18/10/2018).
Atau jika memang tidak ditutup, Eva mengatakan lapangan tembak Perbakin dipindahkan ke lain tempat.
"Ini kan area steril A1 parlemen itu. Kalau di Amerika ya sekelilingnya steril, bahkan di Myanmar parlemennya 3 kilometer itu steril," tambah Eva.
Namun, ditambahkan Eva, hal yang berbeda justru terjadi di lingkungan parlemen di Indonesia.
"Ada yang jualan parfumlah, jualan inilah, ini enggak ada di seluruh dunia kayak begini ini," kata anggota dewan komisi XI itu.
Baca: Karding Cium Kejanggalan Soal Peluru Nyasar Di Gedung DPR
Daripada itu, Eva meyakini kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan agar situasi keamanan di DPR berangsur normal kembali.
"Dalam jangka waktu supaya tenang, Perbakin jangan beraktivitas dulu," pungkasnya.
Sebelumnya, pada Senin (15/10/2018) sekitar pukul 14.30 WIB, masyarakat digegerkan dengan kasus "peluru nyasar" di Gedung DPR, Jakarta Pusat.
Peluru mengenai dua ruangan, yaitu ruangan 1313 milik anggota Fraksi Golkar, Bambang Heri Purnomo, dan ruangan 1601 milik anggota Fraksi Gerindra, Wenny Warouw.
Keduanya merupakan anggota Komisi III DPR dan tak ada korban dalam kasus ini.
Meski demikian, peluru yang menembus tembok lantai 13 dan 16 gedung tersebut nyaris mengenai kepala seorang staf gedung.
Sedangkan, pada Rabu (17/10/2018) ada dua lubang yang kembali ditemukan di ruang kerja anggota DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Satu lubang ditemukan di tembok ruang kerja anggota DPR dari Fraksi Demokrat, Vivi Sumantri Jayabaya, ruang 1008, lantai 10, Gedung Nusantara I.
Satu lubang lagi ditemukan di ruang kerja anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Totok Daryanto, di ruang 2003, lantai 20.