Kubu Jokowi: Perempuan Pendingin Situasi Politik, Bukan Penyebar Hoaks
Direktur Penggalangan Pemilih Perempuan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ida Fauziah mengatakan tahun 2018 dan 2019 merupakan tahun panas.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Penggalangan Pemilih Perempuan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ida Fauziah mengatakan tahun 2018 dan 2019 merupakan tahun panas di Indonesia
Sebab, di tahun tersebut tengah berlangsung pilkada serentak, pemilu calon Anggota legislatif dan pemilihan presiden.
Hal itu disampaikan Ida saat menghadiri acara TKN bertajuk 'Indonesia Maju Bersama Perempuan Keren' di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Senin, (22/10/2018).
"Tahun 2018, tahun 2019 disebut sebagai tahun politik sampai disitu saja tidak masalah, tapi kemudian tahun 2018 tahun 2019 sebagai tahun panas, tahun panas?," kata Ida Fauziah.
Baca: Dua Bomber Bergabung, 5 Pemain Persib Bandung Ini Justru Dipulangkan Jelang Laga Kontra PSM Makassar
Ida kemudian menyerukan pendapatnya itu kepada hadirin yang hadir di acara tersebut.
"Ibu-ibu setuju engga disebut tahun panas?" tanya Ida.
Sontak, ratusan relawan 'Perempuan Keren' menjawab "tidak setuju," jawab para hadirin.
Ketua Umum Pengurus Pusat Fatayat NU ini menilai, perempuan memiliki peranan penting dalam Pilpres 2019.
Selain jumlah pemilih perempuan mencapai 50 persen suara, perempuan bisa melakukan kampanye-kampanye yang bersifat damai dan tidak menyebarkan hoaks.
"Saya kira panas dan dinginnya situais politik di Indonesia sangat tergantung dari perempuan? Karena perempuan itu pemilu 2019 jumlahnya lebih besar dari laki-laki mencapai 50,06 persen pemilih. Ibu-ibu, sahabat perempuan artinya kalau kita perempuan mengkhendaki politik dingin maka tentu saja bisa kita lakukan," papar Ida.
"Perempuan bukan pencipta hoaks, perempuan bisa menciptakan pemilu damai dan pemilu riang gembira," sambungnya.
Baca: Rafathar Usil Kunci Sang ART di Kamar Mandi, Nagita Slavina Geram dan Semprot Raffi Ahmad
Ida juga berpesan, agar relawan dan masyarakat memilih capres/cawapres yang memiliki gagasan serta visi misi yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan tentunya mementingkan kaum perempuan.
"Saya mengajak pilih capres/cawaprss sesuai rekaman jejak dan prestasi dan kedua, mengajak kepada pemilih perempuan untuk memilih karena kecerdasan melihat gagasan komiten capres dan cawapres," jelas Ida.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.