BNN Waspadai Masuknya Narkoba Sintetis yang Marak Dijual Online
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Heru Winarko, memaparkan beberapa strategi penanganan penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Heru Winarko, memaparkan beberapa strategi penanganan penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Salah satunya adalah pertahanan keamanan negara dari kejahatan narkoba di kawasan pesisir dan jalur tikus yang banyak terdapat di perbatasan negara Indonesia.
Hal yang sangat digarisbawahi oleh BNN adalah kemunculan New Psychoactive Substances (NPS) yang kini marak ditemukan di Indonesia.
“Kemunculan NPS ini sangat perlu diperhatikan, karena NPS ini merupakan narkotika dan psikotropika sintetis jenis baru, yang banyak diperdagangkan secara gelap melalui jaringan internet," katanya dalam kegiatan: “paparan kinerja empat tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kala”, di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (25/10).
Selain NPS yang siap pakai, Heru menambahkan prekursor narkotika, psikotropika atau obat keras akhir-akhir ini juga marak diselundupkan ke Indonesia.
Baca: Slogan Make Indonesia Great Again Dipertanyakan, Gerindra: Prabowo Mimpi Aja Pakai Bahasa Inggris
Lantas diolah menjadi psikotropika atau obat-obatan berbahaya (adiktif) dan kemudian dijual dengan harga yang sangat murah dan dikonsumsi oleh anak-anak dan remaja.
"Hal ini perlu diantisipasi, agar tidak semakin merusak masa depan anak-anak kita”, ujar Heru.
Hal lain yang disampaikan Kepala BNN adalah upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dengan membangun sistem pencegahan dibidang pendidikan melalui modul P4GN yang dimasukkan ke dalam kurikulum dan muatan lokal pendidikan.
Dalam kegiatan itu juga dihadiri oleh jajaran Menteri dan Kepala Lembaga Non Kementerian yang berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam).