Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Kampus UTM, Mahfud MD Pimpin Alfatihah untuk Gus Dur

Saat memulai pidatonya, Mahfud MD menceritakan kenangannya bersama Presiden ke-4 Republik Indonesia, Almarhum Abdurrachman Wahid

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Di Kampus UTM, Mahfud MD Pimpin Alfatihah untuk Gus Dur
Istimewa
Mahfud MD didampingi Rektor dan Dekan Fakultas Hukum UTM serta Bupati Bangkalan dan tokoh Adat Madura menjelang seminar dalam rangka dies natalis ke 37 UTM, 25 Oktober 2018 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengisi seminar di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan pada Kamis (25/10/2018).

Saat memulai pidatonya, Mahfud MD menceritakan kenangannya bersama Presiden ke-4 Republik Indonesia, Almarhum Abdurrachman Wahid atau sering disapa Gus Dur saat mengubah status UTM menjadi Universitas Negeri pada 2001 silam.

Baca: Mahfud MD Bertemu dengan Mantan Teroris dan Beberkan Bahayanya Ideologi Intoleran

Saat itu Gus Dur adalah Presiden, sedangkan Mahfud adalah Menteri Pertahanan.

Dalam suatu perbincangan, Mahfud mendengar dari Mendiknas Yahya Muhaimin bahwa Pemerintah akan membentuk empat universitas negeri baru.

Ada beberapa yang disebut seperti Aceh, Banten, Ternate, dan lain-lain. Mendengar itu Mahfud meminta kepada Mendiknas agar Madura diberi juga universitas negeri.

Semula Yahya keberatan karena di Jawa Timur sdh banyak universitas negeri dan Madura sudah dicover oleh Surabaya.

Mahfud kemudian meminta kepada Gus Dur agar satu jatah universitas negeri diberikan kepada Madura.

Berita Rekomendasi

Setelah Gus Dur dan Yahya Muhaimin setuju, disepakatilah bahwa status negeri itu diberikan kepada Universitas Bangkalan yang pada waktu itu sudah ada.

Gus Dur pun setuju dan nama Universitas Bangkalan diganti menjadi Universitas Trunojoyo Madura agar bisa mewakili seluruh Madura.

Masalah kemudian timbul karena Menteri Keuangan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tidak setuju. Alasannya karena Universitas yang ada di Bangkalan itu tidak memenuhi syarat teknis.

Pada waktu itu Universitas itu tidak punya tiga Fakultas Eksakta dan dua Fakultas Ilmu Sosial. Padahal syaratnya, harus punya tiga Fakultas Eksakta dan dua Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora.

Alasan lain, menurut Dirjen Anggaran Departemen Keuangan anggaran negara tidak memungkinkan. Gus Dur pun meminta ketiga kementerian satu suara menegerikan Universitas Bangkalan menjadi Universitas Trunojoyo Madura.

“Kalau Madura dituntut memenuhi syarat teknis lebih dulu ya takkan pernah bisa. Negerikan dulu, lalu Pemerintah yang memenuhi kekurangan syarat-syaratnya”, kata Gus Dur pada waktu itu.

Demikianlah, pada tahun 2001 itu diputuskan berdirinya empat universitas negeri baru, yaitu, Universitas Malikul Saleh (Aceh Utara), Universitas Khairun (Ternate), Universitas Tirtayasa (Banten), dan Universitas Trunojoyo Madura atau UTM (Bangkalan).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas