Din Syamsuddin Minta Kasus Pembakaran Bendera di Garut Jangan Dibungkus dengan Apologi dan Alibi
Menurut kasus pembakaran bendara yang bersamaan momentum nya dengan Hari Santri Nasional itu harus dilihat secara 'jernih'.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Ketua Dewan Kehormatan Pimpinan Pusat Muhammadiyah,Din Syamsudin, mengharapkan kasus pembakaran bendara di Garut tidak memecah belah umat Islam di Indonesia.
"Terlalu mahal harganya kalau karena kasus itu ukhuwah islamiyah rusak, terjadi perpecahan di umat Islam, dan itu berakibat terjadinya perpecaha bangsa karena umat Islam adalah mayoritas," ujar Din Syamsudin, di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/10/2018).
Menurutnya, kasus pembakaran bendara yang bersamaan momentumnya dengan Hari Santri Nasional itu harus dilihat secara 'jernih'.
Baca: Polisi Dalami Motif Pembawa Bendera yang Dibakar di Garut
Serta dirasakan secara mendalam jika perbuatan tersebut adalah sebuah kesalahan.
"Jangan dibungkus-bungkus dengan apologi, dengan alibi, itu tidak menyelesaikan masalah, karena Tuhan Maha Tahu," ujar Din Syamsudin.
Presiden dari Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) itu berpendapat, bila tindakan membakar bendera tersebut ialah salah.
"Itu enggak ada alasan apapun bisa dibenarkan (terkait pembakaran bendera -red)," ujar Din Syamsudin.
Din Syamsudin pun berharap pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus pembakaran bendera tersebut.
"Saya harap polisi juga menegakkan keadilan," ujar nya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kejadian pembakaran bendara di Garut itu menjadi sorotan dan viral di media sosial.
Video viral itu menunjukan sejumlah orang membakar bendera di Garut saat peringatan Hari Santri Nasional, Senin (23/10/2018).