Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Seharusnya sudah Memiliki Halal Science Center

Indonesia harus belajar dari Thailand yang meski penduduk muslimnya jadi minoritas,namun memiliki halal science center berskala dunia

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Indonesia Seharusnya sudah Memiliki Halal Science Center
Ist
Asep Saefuddin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai negara yang penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia harusnya memiliki halal science center yang reputasi dunia.

Indonesia harus belajar dari Thailand yang meski penduduk muslimnya jadi minoritas, hanya 8 persen namun memiliki halal science center berskala dunia.

Ini diungkapkan Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc di sela-sela seminar Internasional ISIE 2018 (International Simposium internasional Islamic Epistemology), Selasa (30/10/2018).

Sementara Malaysia, kata Asep sangat serius mengembangkan Halal Cantre bahkan sudah berfikir pengembangan hingga Korea dan Tiongkok karena umat muslim di kedua negara itu bertumbuh.

Indonesia, kata Asep seharusnya mampu memperkuat riset halal science center dengan menggandeng kampus dan membuat science center sekala Internasioal.

Baca: DKI akan Kembangkan Wisata Halal

Asep menilai belum adanya halal centre karena terbentur berbagai regulasi yang berlaku.

Terkait simposium, yang menjadi narasumberr Mr. Prof. Pakon Priakon, The Halal Center – Chulalongkorn University – Thailand, Prof. Dr. Irwandi Jaswir, (Dir. INHART IIUM - Malaysia) theme “Integration of Knowledge, Bio Ethics and Halal Industry”.

Berita Rekomendasi

Kemudian Hidayat Yorianta Sasaerila, Ph.D topic “Biotechnology in the 21st century: The role of Islamic Morality and Ethics to the Future of Mankind.”, Kamaluddin Zarkasie, DVM., PhD.(Director of IPB-Shigeta Animal Pharmaceuticals Inc.) “Bioethics Problem on the Processing of Vaccine Production.

Baca: Persib: 5 Pertandingan Tidak Menang, Gomez Targetkan 18 Poin, Banding Bojan dan Ezechiel Ditolak

Kepala Pusat Integrasi islam (PII)- Mata Kuliah Universitas (MKU) UAI Prof Dr Hj Nurhayati Djamas. M.A., M.Si mengatakan Simposium Internasional ini bertujuan memperkokoh komitmen di kalangan para sarjana muslim dalam mencari titik temu pesan wahyu dalam kitab suci dengan temuan saintifik ilmu pengetahuan modern” tuturnya.

Melalui ISIE 2018 ini, Asep berharap memberikan masukan terhadap pemerintah Indonesia, sebab halal ini tidak hanya bagi umat muslim tapi non muslim dan tidak sebatas pada bahan makanan atau produk yang mengandung babi, namun lebih memperhatikan aspek kesehatan, kehewanan dan kebersihan, tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas