Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Replanting Sawit dan Jagung Fokus Kementan di Sulbar

"Kita targetkan replanting sawit rakyat dengan luas 5 ribu hektare di Sulawesi Barat, nilainya 125 milyar," katanya

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Replanting Sawit dan Jagung Fokus Kementan di Sulbar
Dok. Kementerian Pertanian
Menteri Pertanian Amran Sulaiman 

TRIBUNNEWS.COM, SULBAR - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan, kementeriannya mendukung upaya peremajaan kelapa sawit rakyat sekaligus perluasan tanam jagung di Sulawesi Barat (Sulbar) dengan sistem tumpang sari.

"Kita targetkan replanting sawit rakyat dengan luas 5 ribu hektare di Sulawesi Barat, nilainya 125 milyar. Bahkan bisa kita usahakan hingga 7,5 ribu hektare. Alokasi untuk Kabupaten Pasang Kayu setengahnya, yakni 2,5 ribu hektare," jelas Amran saat kunjungan ke Desa Lariang Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasang Kayu, Sulbar, pada Rabu (31/10/2018).

Baca: HKTI: Sistem Tanam Rapat Tingkatkan Produktivitas Jagung

Amran mengatakan, peremajaan perkebunan sawit rakyat memang tengah menjadi perhatian pemerintah, karena di Sulawesi Barat misalnya, banyak sawit yang usianya lebih dari 28 tahun.

Usia sawit tersebut, kata Amran, berpengaruh terhadap penurunan produktivitas hingga hanya 3 ton per hektar.

Replanting Jagung di Desa Lariang Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasang Kayu, Sulawesi Barat, yang dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman
Replanting Jagung di Desa Lariang Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasang Kayu, Sulawesi Barat, yang dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman (Dok. Kementerian Pertanian)

"Kita dorong peremajaan dengan skema pendanaan yang ada yakni 25 juta per hektare. Tapi seiring proses replanting kita wajibkan petani untuk juga tanam jagung lewat tumpang sari," beber Amran.

Amran juga memberikan benih jagung gratis untuk lahan seluas 40 ribu hingga 50 ribu hektare di Kabupaten Pasang Kayu.

Kombinasi antara peremajaan sawit rakyat dengan jagung in diyakini Amran mampu mendorong optimalisasi lahan pertanian produktif, sekaligus menjaga petani tetap punya penghasilan.

Dua petani jagung di tengah acara replanting yang dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman
Dua petani jagung di tengah acara replanting yang dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman (Dok. Kementerian Pertanian)
Berita Rekomendasi

Diketahui,  harga jagung di Sulawesi Barat sedang sangat bagus yakni Rp 3.700 bahkan pengakuan petani setempat bisa mencapai Rp 4.200 per kg.

Sementara harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit hanya Rp 1.000 per kg dan diharapkan bisa lebih sehingga harganya tidak terlalu jauh dari harga di Kalimantan dan Sumatera.

Harga keekonomian jagung yang menguntungkan ini, lanjut Amran, seharusnya bisa mendorong petani menanam jagung, sambil meremajakan sawit yang baru bisa produktif setelah 5 tahun tanam.

Menteri Amran Sulaiman saat menghadiri replanting jagung di Sulawesi Barat, Rabu (31/10/2018)
Menteri Amran Sulaiman saat menghadiri replanting jagung di Sulawesi Barat, Rabu (31/10/2018) (Dol. Kementerian Pertanian)

"Jadi kita dorong peremajaan, sekaligus wajib tanam jagung. Benihnya sudah kami alokasikan gratis," jelas Amran saat meninjau langsung lahan jagung siap panen seluas 300 hektar.

Selain peremajaan sawit dan bantuan benih jagung, Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan benih kakao dan padi gratis.

Sementara itu, untuk bantuan alat mesin pertanian, Amran langsung mengalokasikan bantuan terutama pompa sebanyak 20 unit, agar bisa langsung dimanfaatkan.

"Agar tanam bisa lebih produktif, kita harus kelola air dengan baik. Kita akan kirim langsung 20 pompa untuk bisa memanfaatkan langsung sungai yang ada," kata Amran di acara yang berlangsung di tepian Sungai Larian. Sungai yang disebut Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar sebagai terpanjang di Sulawesi.

Baca: Akselerasi Ekspor, Menteri Amran Percepat Pengurusan Izin 13 Hari Menjadi 3 Jam

Kementerian Pertanian juga telah mengirimkan 345 ekor untuk dibagikan kepada peternak di Sulbar, khusus untuk Kabupaten Pasang Kayu sebanyak 35 ekor.

"Silahkan pemda mengatur pola pembagiannya, tapi kami berharap dilakukan berkelompok, jadi katika sudah mengasilkan pedet baru kita bagikan ke peternak," pungkas Amran.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas