Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Tren Ekspor Pertanian Meningkat, Protokol Karantina Indonesia - Iran Disiapkan

Protokol karantina Indonesia - Iran segera dirampungkan agar perdagangan komoditas pertanian kedua negara dapat dilakukan secara direct.

Editor: Content Writer
zoom-in Tren Ekspor Pertanian Meningkat, Protokol Karantina Indonesia - Iran Disiapkan
Kementan
Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Dr Arifin Tasriff saat lakukan pertemuan dengan Perwakilan Kedutaan Besar Iran Naser Kamali dan Mohamad Tavakoli saat lakukan diskusi kerjasama pertanian di kantor pusat Badan Karantina Pertanian (1/1/2018). 

Protokol karantina Indonesia - Iran segera dirampungkan agar perdagangan komoditas pertanian kedua negara dapat dilakukan secara direct, tanpa melalui negara ke-3 seperti yang selama ini dilakukan.

Kerjasama ini dibahas oleh perwakilan Kedutaan Besar Iran Naser Kamali dan Mohamad Tavakoli bersama dengan Dr Arifin Tasriff, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Publik Badan Karantina Pertanian, di Jakarta, Kamis (1/10/2018).

"Potensi produk holtikultura dan peternakan kita sangat besar, saya yakin kita mampu memenuhi permintaan Iran," kata Arifin.

Menurut data perdagangan yang dirilis Kementerian Pertanian, menunjukan neraca perdagangan kita yang surplus.

Dimana nilai impor Indonesia dari Iran pada 2017 hanya sebesar 5.8% atau senilai USD 4.016.914 diantaranya berupa kurma, anggur, kacang hijau dqn kacang mede.

Sedangkan nilai ekspor Indonesia ke Iran pada 2017 sebanyak USD 69.239.009,08 yaitu untuk komoditas kelapa sawit, kelapa, karet dan kopi.

"Kita akan dorong manggis, nanas, mangga, lada, nuget, sarang walet dan pakan ternak," kata Antarjo Dikin, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Barantan, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Berita Rekomendasi

Pada pertemuan tersebut diusulkan agar ekspor beberapa produk yang selama ini masih lewat negara ketiga, dapat dilakukan langsung.

Barantan juga mengusulkan agar dibuat kerjasama karantina dalam joint committee on agriculture terkait sanitary and phytosanitary atau yang dikenal dengan protokol karantina.

Dengan harapan adanya peningkatan nilai perdagangan kedua negata tersebut.

"Kalau kita bisa direct atau langsung, semoga kita bisa dapat harga yang lebih rasionable ," tutur Antarjo.

Hal ini disambut dengan baik oleh Naser Kamali dan pihak Iran juga meminta agar Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian segera mengesahkan laboratorium keamanan pangan Iran yang teregistrasi untuk komoditas pangan segar asal tumbuhan.

Dengan adanya pengesahan ini maka ekspor produk Iran tidak lagi terhambat.

"Kami sangat berharap poin poin kerjasama yang telah dibahas dapat selesai pada pertemuan mendatang di bulan Desember," harap Nasser. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas