Beri Pendampingan, RS Polri: Supaya Kejiwaan Keluarga Tak Terganggu
Petugas memberikan pendampingan dan pelayanan psikologis kepada keluarga korban terjatuhnya Pesawat Lion Air PK-LQP.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petugas memberikan pendampingan dan pelayanan psikologis kepada keluarga korban terjatuhnya Pesawat Lion Air PK-LQP.
Wakil Kepala Rumah Sakit Bhayangkara TK. I. R Said Soekanto, Kombes dr. Haryanto, mengatakan pihaknya memberikan pendampingan terhadap sekitar 119 keluarga.
"Family assistant sampai saat ini sudah melaksanakan pendampingan terhadap 119 keluarga," ujar Haryanto, ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara TK. I. R Said Soekanto, Minggu (4/11/2018).
Baca: Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh Di Lokasi Penangkapan Udang
Dia menjelaskan, serangkaian kegiatan dilakukan selama pendampingan dan pelayanan psikologis. Upaya ini dilakukan untuk memberikan hiburan kepada keluarga.
"Acara yang baru dilaksanakan family assisstant itu ada taman bermain, ada anak-anak yang ikut ke sini. Supaya happy tak terpengaruh psikologisnya. Jadi, kami adakan taman bermain," kata dia.
Berselang enam hari pasca terjatuhnya pesawat Lion Air, petugas masih menjalankan aktivitas di Posko Terpadu TNI-Polri Post Mortem Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610, Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Berdasarkan pemantauan pada Minggu (4/11/2018) sekira pukul 12.30 WIB, sejumlah petugas medis masuk-keluar ruangan kamar jenazah. Mereka masih melakukan proses identifikasi terhadap jenazah korban terjatuhnya pesawat.
Sementara itu, di depan ruangan kamar jenazah berdiri posko yang dilengkapi tenda dan puluhan kursi. Di posko itu tertera data-data mengenai insiden pesawat Lion Air yang terjatuh di perairan Tanjung Karawang, pada Senin (29/10/2018).
Data itu, diantaranya seperti Daftar Nama-Nama Penumpang dan Crew Pesawat Lion Air JT 610 dan denah Rumah Sakit Bhayangkara TK. I. R Said Soekanto.
Adapun, keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air diletakkan di ruangan khusus yang letaknya berada di belakang RS Polri Kramat Jati.
Petugas memberikan pendampingan dan pelayanan psikologis kepada keluarga korban selama proses identifikasi korban oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) dilakukan.
Namun, awak media tidak dapat masuk ke ruangan tersebut. Petugas keamanan dan pihak Lion Air membatasi akses untuk melakukan peliputan di ruangan itu. "Wartawan tidak boleh masuk," ujar salah seorang petugas yang tak ingin disebutkan namanya.
Seperti diketahui, Pesawat Lion Air PK-LQP terjatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10/2018) pagi.
Sampai saat ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan penyelidikan terkait penyebab jatuhnya pesawat yang menelan 189 korban jiwa itu.
Dampak dari insiden itu, Direktur teknik Lion Air, Muhammad Asif dibebastugaskan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Namun, hal itu dinilai belum cukup.