Data Black Box Lion Air JT 610 Sudah Diunduh
"Update dari lab black box KNKT bahwa FDR telah berhasil di‑download," ujarnya, saat konferensi pers di kantor KNKT, Jakarta, Minggu (4/11/2018).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo mengatakan, Flight Data Recorder (FDR) dari kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 telah berhasil diunduh.
Proses unduh data dibantu National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat, Transport Safety Investigation Biro Singapura dan Australian Transport Safety Biro.
"Update dari lab black box KNKT bahwa FDR telah berhasil di‑download," ujarnya, saat konferensi pers di kantor KNKT, Jakarta, Minggu (4/11/2018).
Menurut Nurcahyo, FDR tersebut berisi data penerbangan selama 69 jam terakhir, yang terdiri dari 19 penerbangan. Satu di antaranya data penerbangan terakhir sebelum pesawat jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Sebelumya, KNKT lebih dulu membersihkan memori FDR dari kotak hitam pesawat Lion Air JT 610. Kondisi memori FDR disebut perlu dibersihkan karena basah dan terdapat residu garam.
Baca: KNKT Berhasil Unduh Data Penerbangan Dari Kotak Hitam Lion Air JT610
Pembersihan dan pengeringan dilakukan dengan memasukan ke dalam oven secara hati‑hati agar tidak merusak data dalam memori.
Sementara itu, pencarian korban dan badan pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta‑Pangkalpinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang terus dilakukan.
Tim di KRI Banda Aceh menemukan turbin pesawat Lion Air JT 610 dengan nomor registrasi PK‑LQP dari perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, pada Sabtu (3/118) sore.
Turbin adalah mesin yang menopang kinerja pesawat. Bagian ini terletak tepat di bawah kedua sayap. Turbin inilah yang merupakan mesin pesawat terbang tersebut yang digunakan untuk menghasilkan gaya dorong sehingga pesawat tersebut bisa terbang.
Turbin pesawat Lion Air JT 610 tersebut telah diantarkan ke Posko Taktis Pelabuhan JICT II Tanjung Priok, Minggu (4/11).
"Kemarin pukul 16.40 WIB ditemukan posisinya di kedalaman 32 meter," ujar Komandan Satuan Kapal Amfibi Koarmada I Kolonel Bambang Trijanto di Posko Taktis Pelabuhan JICT II Tanjung Priok, Minggu pagi.
Bambang mengatakan, turbin diangkat dari laut menggunakan balon udara. Turbin dikaitkan dengan balon, lalu balon diisi dengan kompresor berkekuatan 8 ton agar bisa mengangkat turbin ke permukaan air. Setelah di permukaan diangkat dengan crane milik Baruna Jaya," kata dia.
Saat ini, Tim SAR Gabungan juga sudah menemukan satu turbin lainnya, ban belakang pesawat, dan satu bongkahan besar serpihan pesawat. Namun, ketiga temuan itu masih dalam perjalanan menuju Posko Taktis JICT II. "Mudah‑mudahan hari ini cuaca cerah jadi bisa dibawa ke sini," kata Bambang.
Pesawat Lion Air JT 610 diketahui mengangkut 181 penumpang dan 8 awak. Semua penumpang dan awak diduga tewas dalam kecelakaan itu Sementara itu, hingga Sabtu sore (3/11/2018) sudah ada beberapa bagian pesawat yang ditemukan. Banyak saksi yang mengatakan bahwa sesaat setelah pesawat Lion Air JT 610 jatuh terdengar sebuah ledakan.
Kendati demikian, jenazah korban pesawat Lion Air JT 610 tidak ditemukan tanda‑tanda luka bakar. Kepala Rumah Sakit Polri Kombes Pol Musyafak mengatakan bahwa dari 48 kantong jenazah yang diperiksa, tidak ditemukan tanda‑tanda luka bakar.
Musyafak sudah memeriksa sampel potongan tubuh sebanyak 238 sampel. Dari sampel tersebut tidak ditemukan adanya tanda‑tanda luka bakar.
Badan korban pesawat Lion Air JT 610 juga tidak menunjukkan tanda terkan benda tajam. "Yang jelas tidak seperti benda tajam diiris. Kalau luka benda tumpul mungkin," kata dia.
Selanjutnya, pihak forensik yang akan melanjutkan pemeriksaan delapan kantong jenazah yang dibawa pada Rabu (31/10).
"Nanti sore kami rekonsiliasi, hasilnya akan disampaikan. Untuk hasil pemeriksaan tiap hari kami akan rilis apakah ada (yang) teridentifikasi atau tidak. Jika sudah ada data antemortem dan postmortem, kami rekonsiliasi dan juga akan kami rilis," jelasnya. (tribunnews/kps)