Kasus Suap Proyek Meikarta Billy Sindoro Dua Kali Temui Bupati Neneng, Ini yang Dibahas
Billy mengaku ditanya sekitar 29 materi pertanyaan oleh tim penyidik KPK seputar pertemuannya dengan Bupati Neneng Hasanah Yasin.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Senin (5/11/2018) kemarin tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Billy Sindoro. Billy merupakan salah satu tersangka dari dugaan kasus suap pembangunan proyek Meikarta di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Seusai diperiksa tim penyidik KPK selama kurang lebih 9,5 jam, Direktur Operasional Lippo Group itu memberikan sejumlah keterangan.
Billy mengaku ditanya sekitar 29 materi pertanyaan oleh tim penyidik KPK seputar pertemuannya dengan Bupati Neneng Hasanah Yasin.
Pertemuan Pertama
Satu di antaranya soal pertemuan dengan Bupati nonaktif Bekasi, Neneng Hassanah Yasin, yang juga merupakan salah satu tersangka dalam kasus ini.
Baca: Dokter Mengeluh, Biaya Operasi Cesar Sebelum Ada BPJS Kesehatan Rp 6 Jutaan, Kini Cuma Rp 4,3 Jutaan
"Saya kenal, baru bertemu dia (Neneng) dua kali. Pertemuan pertama waktu silaturahmi waktu beliau melahirkan anak. Jadi rombongan saya ikut, kebetulan di Meikarta, saya ikut memberikan selamat," ucap Billy di Gedung KPK Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (5/11/2018).
Dia mengklaim pertemuan tersebut terjadi hanya 30 menit. Dalam pertemuan tersebut, Billy mengatakan tidak hanya berdua, tapi terdapat beberapa orang lainnya.
Baca: Tim DVI Sulit Identifikasi Korban Lion Air PK-LQP karena Tak Temukan Gigi dari 105 Kantong Jenazah
"Ibu baru melahirkan, ada bayi, ada anak yang lain, ada pengasuh anak. Biacara yang umum, bicara biasa. Tidak ada bicara bisnis, tidak ada bicara apa-apa yang lain, apalagi soal uang," tutur Billy.
Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua, ungkap Billy, terjadi di Hotel AXIA South Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Dalam pertemuan di hotel tersebut, Billy mengaku membahas pembangunan rumah sakit berkonsep CSR (Corporate Social Responsibility) bersama Neneng.
Baca: Survei LSI: Partai Hanura dan PSI Bersama Empat Partai Lain Diprediksi Tak Lolos Ambang Batas
"Saya ingin melihat respon ibu gimana kalau saya mengusulkan. Membuka rumah sakit kecil dulu untuk CSR. Untuk wilayah itu, saya ingin tahu respon si ibu," ungkap Billy.
"Karena rumah sakit kecil, ukuran kelas C, kelas D itu dengan izin Bupati. Jadi saya tanya," sambungnya.
Billy mengatakan, pertemuan terjadi dalam kurun waktu 15 menit. Seperti pertemuan pertama, dia mengklaim juga dihadiri beberapa orang lainnya.
"Pertemuan singkat sekali dan ada orang-orang disitu. Dan ibu juga ditunggu orang-orang lain. Tidak ada bicara lain apalagi bicara uang. Kecuali bicara yang saya sebutkan tadi," kata Billy.
Selain itu, Billy mengaku tidak mengenal atau pun pernah bertemu dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Bekasi, melainkan dengan salah satu konsultan freelance yang dikatakan Billy Sindoro pernah menawarkan jasa untuk proyek Meikarta.
Dia tidak menyebutkan siapa nama konsultan tersebut, tetapi yang bersangkutan dulu pernah bekerja di Rumah Sakit Siloam dan keluar sekira tahun 2016.
"Saya ditanya apakah pernah memberikan uang kepada mereka (para konsultan) dalam bentuk apapun. Saya bilang tidak pernah memberikan apapun, uang dalam bentuk apapun kepada konsultan-konsultan freelance," papar Billy.