Jusuf Kalla: Istilah Sontoloyo dan Genderuwo Termasuk Kampanye Negatif
Berbeda dengan kampanye hitam yang berupa fitnah, kampanye negatif masih dianggap biasa dan belum melanggar aturan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut, istilah politikus sontoloyo dan genderuwo yang diungkapkan calon presiden nomor urut 01 itu Joko Widodo, termasuk dalam kampanye negatif.
Hal itu, kata JK, karena mengungkapkan kesalahan lawan politik.
"itu yang saling itu kampanye negatif namanya. You salah, kita ungkap kesalahan, karena itu jangan berbuat salah. salah bicara, salah tindak salah apa macam macam," kata JK di Kantor Wakil Presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2018).
Lebih lanjut, Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin ini mengatakan, menjelang pemilu dan pilpres 2019, adapula bentuk kampanye lain yakni kampanye hitam dan kampanye positif.
Baca: Soetrisno Bachir Beli Lukisan Bergambar Maruf Amin Rp 125 Juta
Berbeda dengan kampanye hitam yang berupa fitnah, kampanye negatif masih dianggap biasa dan belum melanggar aturan.
"Ada konflik gak? ndak ada kan? ya kondusif artinya," tutur dia.
"Ya, ini kan masih lima bulan lagi. Nantilah visi misi (disampaikan) saat debat di TV, bicara program juga di situ," tambah JK.
Diketahui, pasangan Ma'ruf Amin itu mengeluarkan pernyataan kontroversial beberapa waktu lalu.
Pertama, saat membagikan sertifikat tanah bagi warga Jakarta Selatan, Selasa (22/10/2018), Jokowi mengingatkan masyarakat pada politikus sontoloyo, di mana politikus sontoloyo akan memengaruhi masyarakat dengan isu-isu tak jelas.
Sementara, saat mengunjungi Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11/2018) lalu, Jokowi mengeluarkan istilah politik genderuwo, yang disebutnya sebagai gaya politik untuk menakut-nakuti masyarakat.