Satu Setengah Bulan Prabowo-Sandi Telah 3 Kali Minta Maaf, Ini 3 Kesalahan yang Telah Dibuatnya
Selang satu setengah bulan setelah KPU Ri menyatakan pasangan capres-cawapres boleh kampanye, pasangan Prabowo-Sandi sudah tiga kali minta maaf.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selang satu setengah bulan setelah KPU Ri menyatakan pasangan capres-cawapres boleh kampanye, pasangan Prabowo-Sandi sudah tiga kali minta maaf.
Permintaan maaf tersebut disebut Tim Kampanye Nasional ( TKN) Joko Widodo dan KH Maruf Amin karena pasangan nomor urut 02 itu sering melakukan kesalahan.
Raja Juli Antoni selaku Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Kh Maruf pun mencatat, tiga kali Prabowo-Sandiaga menyampaikan permintaan maaf.
"Dalam masa kampanye yang berlangsung sekitar satu setengah bulan, Pak Prabowo dan Pak Sandi sudah tiga kali melakukan kesalahan fatal dan berujung dengan minta maaf," ujar Raja ketika dihubungi, Rabu (14/11/2018).
Apa saja kasus yang disodot Raja Juli?
1. Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet.
Ketika aktivis Ratna Sarumpaet terbukti berbohong soal memar di wajahnya, Prabowo Subianto meminta maaf karena ikut menyebarkan kabar yang tidak benar itu.
Prabowo mengaku tergesa-gesa dalam menyikapi dan merasa telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum dipastikan kebenarannya.
2. Tampang Boyolali.
Melalui rekaman video, Prabowo meminta maaf jika ada yang tersinggung dengan ucapannya itu. Prabowo merasa sama sekali tidak berniat menghina warga Boyolali.
3. Sandiaga Uno Langkahi makam pendiri Nahdlatul Ulama.
Sandiaga menyampaikan permohonan maaf terkait dirinya melangkahi makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Bisri Syansuri, yang viral di media sosial beberapa waktu lalu.
"Mungkin rakyat akan memaafkan, tapi tetap mencatat dan tidak melupakan," ujar Raja Juli.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, mengatakan, ini merupakan peringatan agar Prabowo-Sandiaga berpikir sebelum berbuat sesuatu.
Sebab, menurut dia, masalah tidak akan selesai hanya dengan meminta maaf.
"Kalau semua tindakan-tindakan politik yang berdampak besar terutama berdampak negatif itu hanya selesai dengan minta maaf, saya kira ke depan orang-orang akan banyak berbuat tanpa dipikir," kata Karding.