TKN Jokowi-Maruf Samakan Usul Kubu Prabowo Impor Guru dengan Loncati Makam: Tak Paham Budaya
Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf mengkritisi janji Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi ingin mengimpor guru dari Eropa ke Indonesia.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf mengkritisi janji Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi ingin mengimpor guru dari Eropa ke Indonesia.
Sekretaria TKN Hasto Kristiyanto menyindir usulan impor guru. Hasto menyamakan dengan kasus calon wakil presiden 02 Sandiaga Uno melangkahi makam pendiri Nahdlatul Ulama Bisri Syansuri pada Oktober lalu.
Sandiaga dinilai Hasto tak paham budaya, sama halnya dengan guru dari Eropa yang belum tentu paham dengan budaya Indonesia.
“Kalau kita terlalu banyak impor (guru, -red) nanti seluruh makam diloncatin kan' enggak bagus karena [mereka] enggak paham budaya kita,” kata Hasto di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/11/2018).
Hasto berujar, dibanding mengimpor guru, lebih baik mendorong dedikasi guru dalam negeri untuk pendidikan Indonesia. Sebab, yang terpenting adalah membangun rasa percaya diri.
“Jadi kita munculkan adalah rasa patriotisme, dedikasi bagi bangsa, tapi ada kompetisi yang sehat bagi peningkatan kualitas pendidikan kita. Jadi kami tidak setuju dengan impor itu," ujar Hasto.
Wacana impor guru diutarakan Wakil Ketua BPN Mardani Ali Sera. Hal itu, menurut Mardani, demi meningkatkan kualitas pendidikan.
Dia menyebut peluang guru yang akan direkrut di antaranya dari Eropa dan Amerika Serikat.