Inovasi Pembiayaan Pembangunan Akses Air Bersih bagi Masyarakat
Kebutuhan pendanaan tahun 2015-2019 untuk mencapai akses universal air minum adalah sekitar Rp 253,8 triliun
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pedesaan merupakan wilayah yang banyak mengalami kesulitan akses terhadap air bersih.
Ketersediaan dana juga menjadi tantangan dalam mewujudkan 100% akses air bersih layak ini.
Kebutuhan pendanaan tahun 2015-2019 untuk mencapai akses universal air minum adalah sekitar Rp 253,8 triliun.
Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan sebesar itu, diperlukan berbagai sumber pendanaan, yaitu APBN, APBD, DAK, badan usaha melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), perbankan, CSR, dan masyarakat.
Salah satu upaya yang efektif mengatasi persoalan itu adalah dengan mengoptimalkan potensi perusahaan air baik di pedesaan maupun perkotaan.
Organisasi berbasis komunitas dapat bertanggung jawab untuk menyediakan layanan air dan sanitasi bagi masyarakat terutama bagi masyarakat pedesaan.
Inilah yang menjadi dasar program Water Credit yang dikembangkan oleh Water.org.
Baca: Setelah Palu, ESDM Hadirkan Fasilitas Air Bersih Siap Minum di Donggala
Rachmad Hidayad , Country Manager Water.org mengatakan Water Credit merupakan solusi sekaligus peluang bagi lembaga keuangan mikro untuk mengembangkan dan meluncurkan produk keuangan untuk air dan sanitasi.
"Dengan Water Credit, program akses air bersih dan sanitasi dapat menjangkau dan memberdayakan lebih banyak orang. Skema kredit mikro dapat lebih menjamin keberlanjutan program akses air bersih dan sanitasi dibandingkan bantuan langsung yang dapat terputus apabila donasinya dihentikan," kata Rachmad Hidayad.
Water.org memperkenalkan Water Credit di Indonesia pada tahun 2014. Sejak itu, Water.org membuka kantor di Jakarta, mempekerjakan staf dan meluncurkan kemitraan lokal dengan 17 lembaga keuangan mikro.
Water.org terus memperluas kehadirannya dengan mengejar kemitraan dengan berbagai jenis organisasi, termasuk kemitraan dengan asosiasi dan bank pedesaan.
Sejak dimulainya program pada 2014, sebanyak 22 lembaga keuangan mikro dengan dukungan dari Water.org telah memberikan manfaat kepada 476.000 jiwa dalam mengakses air dan sanitasi.
Selain itu, Water.org juga mengembangkan program turunan dari Water Credit, yaitu CBO (Community Based Organization) yang merupakan skema pembiayaan untuk Kelompok SPAMS (Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi) Pedesaan dan Program Water Connect (bekerja sama dengan PDAM).
Baca: RUU SDA Harus Lebih Difokuskan ke Masalah Pelayanan Air Minum dan Sanitasi
Untuk mempercepat tercapainya program 100% air bersih layak pada 2019, Water.org juga membuka kesempatan kepada berbagai pihak termasuk swasta untuk turut berkontribusi memberikan capaian akses air bersih dan sanitasi di Indonesia dengan mengadopsi program Water Credit.
Salah satu pihak swasta tersebut adalah PT. Tirta Investama (Danone-AQUA), perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) yang memiliki perhatian terhadap peningkatan akses air bersih dan penyehatan lingkungan di Indonesia.
Kerja sama ini, Water.org dan Danone-AQUA menargetkan dampak yang lebih besar melalui solusi keuangan yang berkelanjutan dengan memberdayakan Kelompok SPAMS Pedesaan.
Kelompok Pengelola Sistem Peyediaan Air Minum dan Sanitasi (KP-SPAMS) Jolotundo, Desa Juwangi di kecamatan Juwangi adalah salah satu yang mendapatkan pembiayaan Water Credit dari Water.org dan Danone-AQUA. Desa yang terletak di sebelah utara Kabupaten Boyolali ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Grobogan, dan berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari pusat kota Boyolali.
Sebelumnya, untuk mendapatkan air bersih, masyarakat desa Juwangi mengambil dari mata air Jolotundo dengan menggunakan ember.
Pada tahun 2012, Desa Juwangi mendapatkan dana dari pemerintah melalui Program PAMSIMAS untuk membentuk KPSPAMS Jolotundo dan mengelola sistem penyediaan air minum untuk Desa Juwangi.
Sumber air yang digunakan adalah air tanah dalam dengan debit 2,5 liter/detik dan eksisting Sambungan Rumah (SR) sebanyak 425 SR.
Kamidi, Ketua BPSPAMS Jolotundo, Desa Juwangi, Boyolali mengatakan sangat merasakan dampak dari water.org.
Ia mulai bekerjasama pada tahun 2012-2018 sudah ada 14 RT dan 3 desa dari 5 desa yang telah mendapatkan akses air bersih. Kamidi juga memberikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah Boyolali yang telah memberikan lampu hijau untuk memberikan kredit air bersih.
"Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah Boyololali yang telah memberikan lampu hijau untuk memberikan kredit air bersih sehingga kami bisa mendapatkan 445 pelanggan akses air bersi melalui water credit ini." kata Kamidi.
Sayangnya, sumber tersebut tidak dapat melayani SR baru karena keterbatasan kapasitas produksi sedangkan potensi masyarakat yang belum terlayani KPSPAMS Jolotundo masih begitu tinggi.
Melalui program Water Credit, pada Desember 2017 KPSPAMS Jolotundo mendapatkan pembiayaan dari Bank Boyolali sebesar Rp 50 juta yang digunakan untuk membuat jaringan pipa distribusi kepada SR baru.
Jangka waktu pinjaman adalah 36 bulan dengan besar angsuran Rp. 1.864.000 per bulan sehingga bulan Oktober 2018, KPSPAMS Jolotundo memberikan pelayanan kepada 50 SR baru dan melayani total 481 SR.
Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone- Indonesia menjelaskan kerja sama dengan Water.org sejalan dengan visi Danone One Planet One Health dimana Danone percaya bahwa kesehatan lahir tidak hanya melalui makanan, minuman atau pun gaya hidup masyarakat, tetapi juga berasal dari lingkungan yang juga sehat.
"Bekerjasama dengan water.org untuk mengelola dana yang kami terima dari konsumen melalui program 1 untuk 10 sebelumnya, untuk mewujudkan sarana akses air bersih di beberapa daerah di Indonesia,' katanya.