Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cuitan Dubes Arab Saudi soal GP Ansor Dianggap Stafsus Presiden Tidak Pas

Siti mengungkapkan alasanya, bahwa Osamah dinilai masuk terlalu dalam terhadap dinamika sosial politik yang terjadi di Indonesia

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Cuitan Dubes Arab Saudi soal GP Ansor Dianggap Stafsus Presiden Tidak Pas
TRIBUN/ABRAHAM DAVID
(kiri-kanan) Bendahara Umum Muhammadiyah Suyatno, Ketua Hubungan dan Kerjasama Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhudi Junaidi, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah al Shuaibi, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, Sekretaris Umum Muhammadiyah Abdul mu'ti usai melakukan sesi konferensi pers di Auditorium KH. Ahmad Dahlan, Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2018). Membahas perihal Habieb Riziek S di Arab Saudi, jamaah haji dari palestina, dan juga membahas hukuman mati Alm. Tuti Tursilawati. TRIBUNNEWS/ABRAHAMDAVID 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Secara pribadi, Staf Khusus Presiden Bidang hubungan Keagamaan Internasional, Siti Ruhaini Dzuhayatin menilai cuitan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osamah Muhammad Al-Suaib terkait GP Ansor tidak pas.

"Menurut saya sebagai staf khusus presiden, cuitan seperti itu tidak pas. Ini menurut saya, ya. Saya belum mendapatkan arahan dari Bapak Presiden mengenai ini," ujar Ruhaini kepada Kompas.com, Selasa (4/12/2018).

Baca: Kemenlu Kecewa dan Sesalkan Pernyataan Dubes Arab Saudi soal GP Ansor

Siti mengungkapkan alasanya, bahwa Osamah dinilai masuk terlalu dalam terhadap dinamika sosial politik yang terjadi di Indonesia.

Apalagi, substansi cuitannya yang mengatakan bahwa aksi unjuk rasa Reuni 212 yang digelar di Monas, Minggu (2/12/2018) lalu sebagai aksi balasan atas pembakaran bendera yang dilakukan oleh organisasi sesat, tidak sepenuhnya benar.

"Oleh sebab itu, saya sangat memahami atas protes yang dilayangkan PBNU. Memang itu tidak seharusnya dilakukan Pak Dubes. Seorang Dubes kan seharusnya menjadi representasi diplomatik negara," ujar Ruhaini.

Ruhaini mendorong agar persoalan tersebut segera diselesaikan. Baik secara kenegaraan melalui Kementerian Luar Negeri RI, maupun secara personal antara Osamah dengan PBNU.

Ia sekaligus berharap agar cuitan Osamah tidak sampai berimbas pada hubungan baik antara Indonesia dengan Arab Saudi.

Berita Rekomendasi

Melalui akun Twitter-nya, Minggu (2/12/2018), Osamah menyatakan, kegiatan pertemuan umat Islam di Monas kemarin, merupakan reaksi atas pembakaran bendera di Garut sekitar sebulan lalu.

Ia juga menyebut ormas pembakar bendera tersebut sebagai ormas yang menyimpang. Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas melayangkan protes terhadap kicauan Osamah.

"Kami mengharapkan klarifikasi dari Yang Mulia Duta Besar Kerajaan Arab Saudi atas unggahan tersebut. Organisasi kami telah disebutkan sebagai organisasi yang menyimpang secara aqidah dalam materi unggahan," ujar Yaqut seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (3/12/2018).

Baca: Ketua GP Ansor Yakin Suratnya Soal Cuitan Dubes Saudi Akan Direspons Kementerian Luar Negeri

Yaqut menjelaskan, bendera yang dibakar oleh salah satu anggota GP Ansor pada acara Peringatan Hari Santri di Limbangan Garut Jawa Barat, 22 Oktober 2018 lalu merupakan bendera organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Pemerintah juga telah menyatakan melalui beberapa pemberitaan di media massa bahwa bendera itu adalah bendera HTI.

Penulis : Fabian Januarius Kuwado

Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Stafsus Presiden: Cuitan Dubes Saudi Tidak Pas

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas