Ekspor Sub Sektor Peternakan Januari-September Capai 474.193.507 Dolar AS
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengungkapkan, ekspor sub sektor peternakan terus meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) I Ketut Diarmita mengungkapkan, ekspor sub sektor peternakan terus meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan daya saing dan mempermudah perizinan ekspor.
Saat Rapat Koordinasi Teknis Nasional (Rakonteknas), Rabu (5/12/2018) di Hotel Lombok Raya, Nusa Tenggara Barat, I Ketut Diarmita mengungkapkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementan, volume ekspor sub sektor peternakan pada tahun 2018 sejak Januari hingga September sebesar 183.414 ton dengan nilai 474.193.507 dolar AS.
Dengan demikian terhitung volume ekspor naik sebesar 52,99 persen dan sementara nilai ekspor meningkat sebesar 194 persen, jika dibandingkan dengan volume dan nilai ekspor Januari-September tahun 2017 yaitu sebesar 119.885 ton dan 161.171.933 dolar AS.
"Kita harapkan volume dan nilai ekspor sub sektor peternakan di triwulan akhir tahun 2018 ini akan terus mengalami peningkatan," ujar I Ketut di hadapan para peserta Rakonteknas yang terdiri dari seluruh Eselon 2 dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Ditjen PKH, serta Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang menangani fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan se Indonesia.
Berdasarkan data realisasi rekomendasi ekspor Ditjen PKH, capaian ekspor peternakan dan kesehatan hewan pada 3,5 tahun terakhir (2015-2018 semester I) mencapai Rp 32,13 triliun.
Kontribusi ekspor terbesar pada kelompok obat hewan yang mencapai Rp 21,58 triliun menembus ke 87 negara tujuan.
Selain itu, ekspor babi ke Singapura sebesar Rp 3,05 triliun.
Baca: Menteri Susi Kunjungi Pusat Ilmiah Monaco, Studi ‘Benchmarking’ Pengembangan Teknologi Kelautan
Lalu, produk susu dan olahannya juga menghasilkan sebesar Rp 2,99 triliun menembus pasar di 31 negara.
Kelompok pakan ternak asal tumbuhan menyumbang Rp 3,34 triliun masuk ke 14 negara.
Beberapa produk lain seperti produk hewan non pangan, telur ayam tetas, daging dan produk olahannya, pakan ternak, kambing/domba, Day of Chicken (DOC), dan semen beku juga menyumbang devisa cukup besar tahun ini.
"Langkah dan kebijakan Kementan dalam mewujudkan visi Indonesia menjadi Lumbung Pangan Dunia pada 2045 terus diupayakan bersama para pemangku kepentingan," ucap I Ketut.
Kesehatan dan Keamanan Pangan Jadi Kunci
Saat ini masalah kesehatan hewan dan keamanan produk hewan menjadi isu penting dalam perdagangan internasional.
Seringkali bahkan menjadi hambatan dalam menembus pasar global.