KontraS: Alasan Jiwa Korsa Tidak Dibenarkan dalam Peristiwa Perusakan Mapolsek Ciracas
Fikri juga melihat kasus ini seperti halnya kasus penyerbuan dan pembunuhan terhadap tersangka di LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, 2013 silam.
Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Advokasi dan HAM KontraS, Arif Nur Fikri menegaskan perusakan dan pembakaran Mapolsek Ciraas, Jakarta Timur, yang diduga dilakukan oleh anggota TNI, tidak dibenarkan atas alasan apa pun.
"Alasan apa pun, bahkan jiwa korsa, tidak dibenarkan. Tindakan seperti itu bukan menunjukkan jiwa korsa yang sesungguhnya," ujar Fikri di Kantor Amnesty Internasional Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).
Fikri pun mengatakan pembakaran yang diduga dilakukan oleh anggota TNI tersebut atas dasar balas dendam karena atasan mereka dikeroyok oleh orang beberapa jam sebelumnya di ruko Arundina, Ciracas.
"Ini sama halnya dengan ada orang di kelompok masyarakat yang dipukul kemudian lalu kemudian kelompok mereka mendatangi pelaku, balas dendam juga," lanjutnya.
Fikri juga melihat kasus ini seperti halnya kasus penyerbuan dan pembunuhan terhadap tersangka di LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, 2013 silam.
"Di peradilan, ini (alasan jiwa korsa) biasanya digunakan sebagai alasan untuk meringankan hukuman," pungkas Fikri.
Baca: Kasus Pengrusakan Polsek Ciracas Belum Temui Titik Terang, Kapendam: Investigasi Masih Berjalan
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR Mayjen (Purn) TNI Asril Hamzah Tanjung berpendapat seorang prajurit TNI memiliki jiwa korsa (korps satuan) yang tinggi baik kepada atasan maupun rekannya.
Hal itu disampaikannya menanggapi rentetan dari penyerangan Mapolsek Ciracas yang diduga karena adanya pengeroyokan oleh juru parkir terhadap seorang perwira menengah TNI di daerah Ciracas.
“Banyak orang mengira tentara cemburu ke polisi karena polisi kaya-kaya, saya rasa bukan itu. Karena tentara itu jiwa korsanya sangat tinggi. Itu kalau enggak dipelihara jiwa korsanya bagaimana mau perang, melempem kalah terus nanti,” kata Asril kepada wartawan, Jumat (14/12/2018).
Asril megatakan jiwa korsa bagi prajurit TNI telah dipupuk sejak masa pendidikan.
Hal itu dikarenakan tugas TNI untuk bertempur maka jika tidak memiliki jiwa Korsa akan lemah.
“Karena dia tugas utamanya perang, bertempur kalau jiwa korsanya tidak tinggi pasti kalah. Karena dia orang perang kok gimana, ya jadi pandai-pandai lah,” tegasnya.