Pengamat Curiga Ribut Soal Kotak Suara Kardus Hanya untuk Mengalihkan Isu
Menurut Ray Rangkuti, hal ini bertujuan mengalihkan perhatian publik dari isu yang diungkapkan La Nyala Mataliti.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna mengalihkan perhatian publik dari isu yang diungkapkan La Nyala Mataliti, tim Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tiba-tiba ribut soal kotak suara berbahan karton kedap air.
Pernyataan ini disampaikan pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan kepada Tribunnews.com, Senin (17/12/2018).
Menurut Ray Rangkuti, sebenarnya persoalan kotak suara tersebut sudah selesai pada April 2018 yang lalu.
"Ketentuan ini telah ditetapkan di PKPU yang dengan sendirinya telah dinyatakan sah secara hukum. Lalu mengapa diributkan lagi pada bulan Desember ini?" ujar Ray Rangkuti.
Menurut Ray Rangkuti, hal ini bertujuan mengalihkan perhatian publik dari isu yang diungkapkan La Nyala Mataliti. Karena tiga hari sebelum isu kardus ini muncul, La Nyala mengungkapkan kepada publik bahwa Prabowo tidak memiliki kecakapan di dalam melaksanakan ibadah ritual Islam.
Baca: 77,4 Persen Wilayah Indonesia Sudah Masuki Musim Hujan
Saat itu mantan kader Gerindra itu juga mengakui bahwa isu PKI, kafir, dan antek asing yang dialamatkan kepada Jokowi diproduksi secara sengaja pada pilpres 2014 yang lalu. Tujuannya menurunkan elektabilitas Jokowi.
"Sontak pengakuan La Nyala ini menjadi viral. Banyak pertanyaan atas putusan ijtima ulama yang menetapkan Prabowo sebagai calon presiden hasil ijtima ulama. Dapat dibayangkan pengakuan ini cukup menghebohkan dan bisa juga sekaligus membuat repot kubu Prabowo," jelas Ray Rangkuti.
Untuk itu dia melihat, untuk menurunkan tensi perbincangan soal pengakuan La Nyala itu muncullah isu kardus yang diungkapkan pihak Prabowo.
"Oleh karena itu bisa dipahami mengapa hanya pihak Prabowo yang mempersoalkan kotak suara bahan kardus ini, sementara partai-partai yang berada di kubu Jokowi tidak mempersoalkannya," papar Ray Rangkuti.
Sejatinya, lebih lanjut, kalau pengadaan kotak suara berbahan kardus ini menjadi persoalan yang krusial, partai-partai lain juga akan melakukan protes.
Sebab kotak suara berbahan kardus tidak hanya dipakai untuk pemilihan presiden tapi juga untuk pemilu legislatif.
"Artinya ada kemungkinan semua partai akan mengalami kerugian kalau kotak suara berbahan kardus ini dianggap memiliki resiko yang cukup besar."
"Di sinilah dapat dipahami isu kotak suara berbahan kardus ini memang diungkapkan salah satunya guna mengalihkan isu pengakuan La Nyala," tegas Ray Rangkuti.