Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Mantan Kapolda Papua : KKB Diisi Pemuda yang Ingin Berkuasa, 'Makin Banyak Peluru, Makin Sombong''

Sebagian besar anggota KKB di Papua merupakan anak-anak muda. Pemuda ini adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaa

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Mantan Kapolda Papua : KKB Diisi Pemuda yang Ingin Berkuasa,  'Makin Banyak Peluru, Makin Sombong''
Kristian Erdianto
Irjen Pol Paulus Waterpauw (Kompas.com/Kristian Erdianto) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw menceritakan kepada Tribun tentang kondisi  di Papua selama ia bertugas 14 tahun lamanya, sebelum ditarik ke Mabes Polri.

Termasuk, mengenai penembakan karyawan PT Istaka Karya oleh Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga pada awal Desember 2018 ini.

Sebagai orang asli Papua, dirinya menyayangkan penembakan masih terjadi.

Kendati demikian, Paulus membeberkan beberapa fakta terkait kelompok-kelompok tersebut.

Satu diantaranya adalah nama Egianus Kogoya yang disebut-sebut sebagai pimpinan KKB yang melakukan penembakan, merupakan orang baru.

"Dia mungkin orang baru ya. Saya belum pernah dengar nama itu sebelumnya," jelas jenderal bintang dua itu saat bertemu dengan Tribun di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (17/12).

Fakta lainnya, dia mengatakan sebagian besar anggota KKB di Papua merupakan anak-anak muda.

Berita Rekomendasi

Pemuda ini adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan, tetapi mempunyai hasrat ingin berkuasa dengan cara mengancam bahkan membunuh orang-orang pendatang.

"Kalau ideologi, saya pikir tidak ya. KKB ini diisi anak-anak muda yang ingin berkuasa di tanah Papua. Mereka yang hidupnya bebas dan bergantung pada kehidupan yang seperti itu," ucapnya.

Lebih lengkap, berikut Tribun menjabarkan kutipan wawancara dengan Irjen Pol Paulus Waterpauw;

Tribun : Soal insiden kemarin di Nduga, selama bertugas di Papua, apa mengenal nama Egianus Kogoya?

Paulus : Tidak ya. Saya baru tahu nama itu. Dia  mungkin orang baru ya. Nama pimpinan yang terkenal sekali itu, Goliath. Kalau Egeanus itu, saya tidak mengerti.

T : Tapi tahu kelompok ini anggotanya siapa saja anggotanya?

P : Setahu saya sebenarnya, anggota KKB ini berisi anak-anak muda. Saya bilangnya mereka ini "Free Man". Manusia yang bebas. Mereka ini yang sudah nyaman dengan posisinya. Mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara memaksa, mengancam bahkan menghilangkan nyawa. Lebih mudah, karena mereka punya senjata kan?

T : Dapat dari mana senjatanya Pak?

P : Biasanya merampas punya aparat. 

T : Kok bisa? Caranya?

P : Tidak jarang aparat ini, baik TNI ataupun Polisi jalan sendirian atau kelompok yang tidak besar untuk menyisir ke hutan-hutan. Pergerakan mereka ini terpantau oleh mereka. Nah, disaat lengah, senjata dirampas. Kalau kelompok aparat ini cukup besar, mereka berondong peluru. Semakin banyak peluru yang bisa dirampas ini, mereka semakin tinggi begitu. Tinggi hati gitu.

T : Ada pasokan dari luar?

P : Rampasan aparat saja setahu saya.

T : Ada bedanya pergerakan mereka dari dulu sampai sekarang?

P : Ada. Mereka dilatih. Saya curiga ada mantan aparat yang melatih mereka. Dulu itu, saya sudah pecat beberapa. Kemungkinan mantan aparat ini ada yang dari Polisi ada yang dari TNI melatih mereka. Sekarang kan, mereka sudah pakai Tele. Kelompok bersenjata ini sudah semakin modern.

T : Untuk kebutuhan kehidupan mereka bagaimana?

P : Kelompok bersenjata ini biasa merampok warga. Apabila, warga tidak kasih, mereka biasa ancam. Warga juga ketakutan sebenarnya kalau mau melapor ke aparat.

T : Ada bantuan lain? Dari Jakarta, misalnya?

P : Saya pernah buat analisis jaring laba-laba.  Ada juga mereka dapat bantuan dari luar. Negara tetangga kita juga bantu.

T : Negara tetangga?

P : Iya ada beberapa dari luar lah.

T : Sebenarnya apa latar belakang soal di Nduga ini, Pak? Apa sempat ada masalah sebelumnya?

P : Dulu, kalau di Nduga ini memang ada 11 masalah yang harus diselesaikan.  Terutama masalah HAM. Pak Luhut, dulu sempat minta saya dan pihak TNI untuk segera menyelesaikan masalah-masalah ini. Beberapa sudah selesai. Kalau untuk yang penembakan terakhir ini, saya tidak tahu persis apa latar belakangnya. Apa terkait atau tidak dengan sebelumnya? Saya tidak tahu.

T : Kira-kira solusinya apa Pak? Berulang kali Papua ini masih terus terjadi kekerasan.

P : Saya kurang melihat ada gerakan dari kepala daerah atau pemerintah daerah setempat untuk mengajak diskusi kelompok-kelompok ini. Seharusnya, pemerintah setempat mengajak kelompok ini untuk diskusi. Ajak bicara. Sekali, masih ada pertanyaan, ajak lagi untuk kedua kalinya. Masih ada yang tidak paham, ajak lagi yang ketiga. Itu yang saya lakukan dulu. Ini yang saya tidak lihat dari pemerintah daerah setempat.

(tribunnews/amryono prakoso)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
asd
Video Player is loading.
Current Time 0:00
Duration 0:00
Loaded: 0%
Stream Type LIVE
Remaining Time 0:00
Â
1x
    • Chapters
    • descriptions off, selected
    • subtitles off, selected
      © 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
      Atas