Irjen Paulus Waterpauw: Kekerasan di Papua Terkait Trauma Orde Baru Hingga Freeport
Mantan Kapolda Papua/Papua Barat, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengungkapkan musabab terulangnya kekerasan di wilayah Papua.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- PUTRA asli Papua dan Mantan Kapolda Papua/Papua Barat, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengungkapkan musabab terulangnya kekerasan di wilayah Papua.
Baik perikaian horizontal semacam perang antarsuku maupun pembunuhan dipicu banyak persoalan. Berikut ini lanjutan wawancara eksklusif wartawan Tribun Network dengan Paulus Waterpauw di kawasan Senayan, Jakarta.
Tribun: Apakah Anda Pernah mampir ke jembatan di Nduga, lokasi pembantaian korban para pembangunan Trans Papua?
Paulus Warterpauw: Ke lokasi, saya belum pernah. Karena lokasinya jauh. Hanya bisa pakai helikopter atau jalan darat, lewat hutan.
Jalan belum ada. Tapi kalau ke Kabupaten Nduga, saya ke sana saat masih kapolda. Saya mendampingi Pak Presiden Jokowi naik helikopter.
Lalu mobilitas di darat pakai mobil pick-up perusaahaan. Jadi tidak bisa bawa mobil, dari mana? Saya, pangdam, bupati, gubernur menemani beliau (Presiden) ke Nduga.
Apa dan bagaimana sebenarnya info intelijen yang anda dengan terkait kekeran di Nduga?
Sebelumnya, tidak ada perbuatan mengawali. Semuanya sudah terkondisikan secara baik.
Kami tidak pernah berpikir tentang adanya serangan secara sporadis. Kembali lagi bahwa, saya menduga ada yang memanfaatkan ruang.
Mereka ada 1 desember dan ada natal dan tahun baru.
Selain pembunuhan oleh kelompok bersenjatan terhadap para pekerja PT Istaka Karya yang membangun jembatan bagian dari Trans Papua di Kabupaten Nduga, pada 1 Desember lalu, kekerasan kerap kali muncul di Papua.
Misalnya, perang antarsuku atau menawan pihak luar seperti di Mapenduma tahun 1996. Bagaimanan sebenarnya kondisi sosial-masyarakat Papua sepengetahuan anda?
Iya, selama saya menjabat di Papua, kekerasan sering terjadi.
Biasanya didasari pada dendam turun-temurun satu keluarga dengan keluarga lain, atau adat satu dengan lainnya.