Cerita Alissa Wahid Bagaimana Gus Dur Mengembalikan Nama Irian Jaya Menjadi Papua
Alissa Wahid Putri pertama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bercerita bila semasa memimpin Indonesia ayahnya sangat peduli dengan masyarakat Papua.
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alissa Wahid Putri pertama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bercerita bila semasa memimpin Indonesia ayahnya sangat peduli dengan masyarakat Papua.
Satu bukti kecintaan Gus Dur kepada Bumi Cendrawasih tersebut dengan mengganti nama Irian Jaya.
Hal itu disampaikan Alissa dalam acara Haul ke-9 Gus Dur yang digelar di kediamannya, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (21/12/2018) malam.
Baca: SBY: Tolong Jangan Ganggu Kami, Kami Tak Pernah Ganggu Siapa Pun
"Dulu sebagai presiden, 'saya harus mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia'. Apa yang diharapkan saudara-saudara Irian Jaya, agar Irian Jaya tetap bagian Indonesia," kata Alissa dalam sambutannya.
Saat itu Alissa menjelaskan, sejumlah tokoh Papua menemui Gus Dur dan meminta identitas Papua kembali.
Diketahui zaman orde baru nama Papua kerap dikaitkan dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Baca: Saat Alissa Wahid Ndredeg di Hadapan Mbah Moen
"Mereka ingin martabat, harga diri sebagai orang Papua. Disitulah Gus Dur mengembalikan nama Papua. Sampai sekarang masyarakat Papua menganggap Gus Dur sebagai tetua mereka," ujar Alissa.
Meski Gus Dur kalah secara politik, Alissa menegaskan ayahnya teguh dalam prinsip tidak mengorbankan rakyat untuk kepentingan diri sendiri.
Gus Dur pun rela dirinya banyak tidak disukai orang lain.
Baca: SBY: Kampanye Tiga Bulan Ini Bertentangan dengan Apa yang Ditunggu Rakyat
"Beliau kalah secara politik teguh dalam prinsip tidak mengorbankan rakyat untuk diri sendiri. Jadi rakyat bahwa tugasnya melayani rakyat, bukan rakyat melayani mereka, mari kita belajar dari jejak-jejak Gus Dur," pungkas Alissa.
Turut hadir pada acara Haul Gus Dur ke-9 diantaranya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Jimly Asshiddiqie.
Serta Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Mantan Ketua PSSI Agum Gumelar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.