Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politisi PDIP Sesalkan Tidak Ada Peringatan Dini di Kejadian Tsunami Selat Sunda

Ketiadaan informasi awal ini menyebabkan warga tidak sempat menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Politisi PDIP Sesalkan Tidak Ada Peringatan Dini di Kejadian Tsunami Selat Sunda
ISTIMEWA
Politisi PDI Perjuangan Putra Nababan dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. 

Laporan Reporter Tribunnews, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan , Putra Nababan, menyesalkan tidak adanya peringatan dini tsunami akibat longsoran bawah laut Gunung Anak Krakatau. 

Ketiadaan informasi awal ini menyebabkan warga tidak sempat menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.

Padahal, menurut Putra, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah berulang kali memberikan peringatan akan potensi letusan anak Gunung Krakatau yang bisa berdampak tsunami.

"Ibu Megawati sudah dua kali mengingatkan pentingnya peringatan dini tsunami yang bukan hànya untuk mengantisipasi dampak gempa tektonik namun juga akibat letusan vulkanik," kata Putra di Jakarta, Senin(24/12/2018).

Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), akibat tsunami Selat Sunda yang menerjang Banten dan Lampung Selatan, Jumat malam, sebanyak 281 orang meninggal dunia, 1.016 luka, serta ribuan bangunan porak poranda.

Baca: Liburan ke Swiss Nia Ramadhani Pergoki Keluarga Ardi Bakrie Menyusui di Tengah Salju: Aduh Ancur

Putra mengatakan, minimnya langkah antisipasi dari pihak berwenang yang menjadi penyebab banyaknya jumlah korban akibat bencana. 

Berita Rekomendasi

Dia menyoroti pernyataan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa tidak semua alat pendeteksi dini gempa dan tsunami berfungsi, juga ada kerusakan sensor yang disebabkan erupsi sebelumnya, menurut Putra, seharusnya alat-alat itu langsung diperbaiki.

"Perhatian Ibu Megawati dan PDI Perjuangan terhadap pentingnya mengantisipasi bencana secara dini seperti yang dilakukan negara Jepang dengan sistem dan peralatan yang canggih, adalah bentuk keprihatinan terhadap berbagai bencana di Indonesia yang memakan banyak korban, dimana seharusnya bisa diminimalisir dampak dan jumlah korban yang berjatuhan dengan sistem antisipasi yang memadai," ujar Caleg PDI Perjuangan Dapil Jakarta Timur ini.

Baca: Innalillahi Wa Innailaihi Raajiuun, Satu Lagi Personil Seventeen Dikabarkan Meninggal Dunia

Putra mengatakan, PDI Perjuangan membentuk sayap partai Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) untuk membantu masyarakat di garda terdepan daerah terdampak bencana. 

Partai ini menurutnya juga memberikan kewaspadaan dan pengetahuan masyarakat terhadap kesiapan mengantisipasi bencana. Pada perayaan HUT PDIP 10 Januari 2019 mendatang, mereka akan meluncurkan buku manual bencana.

Baca: Perjuangan Hidup-Mati Willy Siska Selamatkan 2 Anak di Papan Kayu Saat Tsunami Menerjang Anyer

Isinya, sosialisasi kepada anak SD, SMP, SMA, mengenai pemahaman soal area rawan bencana dan bagaimana harus menghadapinya bila bencana benar terjadi.

Buku ini disusun Tim Baguna DPP PDI Perjuangan, berdasarkan hasil studi bersama lembaga negara terkait seperti BMKG, Pusat Mitigasi Bencana Geologi, dan lain-lain.

Putra juga menyampaikan rasa duka cita mendalam kepada korban tsunami di Banten dan Lampung Selatan.

"Belum kering air mata kita atas gempa NTB dan Tsunami di Sulawesi Tengah, bangsa Indonesia kembali mendapat ujian. Semoga diberi kekuatan untuk sabar dan tabah atas musibah yang menimpa saudara kita di Banten dan Lampung," kata Putra.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas