Kesaksian Warga Melihat Rumahnya Diterjang Ombak Setinggi Pohon Kelapa
Ia melihat ke luar dan mendapati ombak setinggi pohon kelapa mengarah ke rumahnya.
Editor: Hasanudin Aco
Selain kehilangan warungnya, Alfa kehilangan 10 orang anggota keluarganya yang terbawa arus dan sampai saat ini belum ditemukan.
Dia berharap, bencana ini segera berlalu dan 10 orang keluarganya bisa segera ditemukan.
"Saya mau cepat selesai semua ini, saya mau dagang lagi, mata pencaharian dari situ semua, saya sedih warung saya hancur. 10 orang keluarga saya dari bibi juga harus ketemu," ucap Alfa.
Kini, Alfa bersama keluarganya mengungsi di Masjid Jami Kampung Tenjolahang Timur, Jalan Raya Caringin, Pandeglang, Banten.
Dia akan kembali ke rumah setelah mendapat pemberitahuan dari pihak terkait bahwa situasi aman kembali.
Baca: Kisah Wanita Hamil 6 Bulan Selamat dari Terjangan Tsunami
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, korban meninggal dunia akibat tsunami yang melanda wilayah pantai sekitar Selat Sunda berjumlah 222 orang.
Dari 222 jenazah yang telah ditemukan, 185 sudah teridentifikasi dan 37 jenazah sudah dibawa pulang oleh pihak keluarga.
Sementara itu, korban luka-luka menjadi 843 orang. Kemudian korban yang belum ditemukan 28 orang.
Kerusakan material meliputi 556 unit rumah, 9 unit hotel, 60 warung kuliner, dan 350 kapal dan perahu rusak.
Evakuasi korban masih terus dilakukan satuan instansi Polri, TNI, dan pihak lainnya. Evakuasi mulai menyebar hingga wilayah yang belum terjangkau seperti di daerah Tanjung Lesung, Kecamatan Sumur.
Jenazah korban meninggal tsunami Selat Sunda tersebut berdasarkan hasil pencarian tim di sejumlah wilayah terdampak, seperti Kecamatan Sumur, Tanjung Lesung, Panimbang, Labuan, Carita, Cinangka, dan Pulau Sangiang.
Korban meninggal tidak lagi dikumpulkan ke puskesmas setempat, tetapi langsung dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang dan RSUD dr Drajat Prawiranegara Kota Serang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kesaksian Alfa Lihat Ombak Setinggi Pohon Kelapa Menerjang Rumahnya"
Penulis : Dean Pahrevi