Pemerintah Taiwan Bantah Tuduhan Kerja Paksa Peserta Magang Asal Indonesia
dalam program kuliah-magang, peserta diwajibkan mengikuti program magang yang telah ditentukan hanya boleh 20 jam per minggu.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Taiwan melalui Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Indonesia membantah tuduhan adanya kerja paksa pada sekitar 300 mahasiswa peserta program kuliah-magang di Taiwan.
Representative TETO in Indonesia, John C.Chen, saat konferensi pers terbuka mengatakan, tuduhan kerja paksa, pemberian makanan non-halal pada pekerja, sampai kelebihan jam kerja, merupakan hoax atau berita bohong.
"Pertama, yang lagi-lagi yang perlu ditekankan berita hoax dipaksa makan B2 (Babi) itu sama sekali tidak benar, diprotes keras," kata John, di Kantor TETO, kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta, Jumat (4/12/2018).
Selain itu, tidak ada jam kerja yang berlebihan seperti yang diberitakan.
Ia menerangkan, dalam program kuliah-magang, peserta diwajibkan mengikuti program magang yang telah ditentukan hanya boleh 20 jam per minggu.
Sementara, untuk parttime yang juga maksimal 20 jam, peserta tidak diwajibkan mengikutinya, dengan konsekuensi peserta tak mendapatkan uang tambahan.
Baca: 6 Kuliner Khas Semarang, Cocok Dijadikan Menu Makanan Saat di Jawa Tengah
"Kedua, jam kerja berlebihan itu juga tidak benar. Bahwa siswa berhak tidak mengambil kerja parttime, part time sifatnya adalah mau ambil tidak, sifatnya tidak ada paksaan. Konsekuensinya tidak dapat tambahan pemasukan," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya tetap akan melakukan invetigasi lebih dalam untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya pada Universitas Hsing Wu.
Baca: 10 Fakta Brigpol Dewi Sebar Foto dan Video Porno untuk Kompol Palsu, Berselingkuh dengan Dua Perwira
Lebih lanjut, John menyebut, TETO dengan sangat terbuka menerima saran dan kritik ke depan agar ada perbaikan program Kuliah-Magang yang berlangsung sejak 2017 ini.
"Dan mengenai Unversitas Hsing Wu telah menjadi perhatian pemerintah Taiwan dan juga sudah dalam investigasi. Untuk mengetahui kebenarannya. Untuk ke depannya segala complain dapat ditujukan ke TETO secara tertulis, TETO dengan senang hati menerima," jelas dia.
Sejauh ini, program Kuliah Magang Pemerintah Taiwan ini menyerap peserta di tahun pertama atau 2017 sebanyak 872 siswa. Sementara tahun kedua atau 2018 sebanyak 1231 siswa.
"Semuanya dari Indonesia. Ada peningkatan jumlahnya," tutur dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.