Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal 'Kebohongan Award', Pengamat : Cara PSI Cari Popularitas

Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai langkah PSI itu adalah cara mereka mencari perhatian

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Soal 'Kebohongan Award', Pengamat : Cara PSI Cari Popularitas
TRIBUNNEWS/VINCENTIUS JYESTHA
Hendri Satrio 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memberikan penghargaan 'Kebohongan Award' kepada paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno serta Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief.

Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai langkah PSI itu adalah cara mereka mencari perhatian dan meningkatkan popularitasnya.

"Ya kan PSI lagi tahap cari perhatian untuk meningkatkan popularitas. Tapi ya caranya lucu gitu," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (4/1/2019).

Menurutnya, setiap orang atau tiap partai bebas dan boleh memberikan penghargaan kepada siapa pun. Namun demikian, Hendri menyoroti efek yang ditimbulkan.

Penggemar klub sepakbola Liverpool FC itu mengatakan apa yang dilakukan PSI bisa saja menimbulkan masalah lain.

"Tapi kan efeknya mendidik atau tidak, itu dia kan. Kalau partai politik kan harusnya ada edukasi politik ke masyarakat," kata dia.

BERITA REKOMENDASI

"Apakah ini nantinya tidak meng-create problem lainnya, misalnya perbuatan yang tidak menyenangkan atau apalah gitu," sambungnya.

Founder lembaga survei KedaiKopi itu mencontohkan dengan kasus Andi Arief yang sedang heboh beberapa hari terakhir. Cara mencari perhatian, lanjutnya, memang harus dengan 'blunder-blunder' yang membuat masyarakat fokus disana.

Tidak mau ambil pusing, Hendri menyebut mungkin saja cara inilah yang disukai partai besutan Grace Natalie tersebut.

Dan bukan dengan memberikan solusi, mendiskusikan, bermain di ranah pendidikan intelektual atau edukasi-edukasi intelektual. Apalagi, ia melihat tren sekarang adalah 'lomba nyinyir'.

"Mungkin itulah garis politik partai PSI ya, cara PSI ya gitu itu. Ya terserah dia aja, kan efeknya PSI semua yang nanggung. Saya sih yakin mungkin memang itu cara-cara yang disukai oleh PSI," jelasnya.


"Sekali lagi saat ini kan PSI lagi cari perhatian supaya popularitasnya naik, mungkin supaya bisa nembus threshold 4 persen itu. Mungkin ini salah satu caranya, kan sekarang (jadi, - red) diperbincangkan," tukas Hendri.

Sebelumnya diberitakan, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memberikan penghargaan Kebohongan Award kepada Pasangan Capres dan Cawapres 01 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, serta Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief.

"Baru saja awal tahun 2019 tetapi kita sudh diserang oleh tsunami hoax, tsunami fitnah dan dalam konteks itu DPP PSI merasa perlu untuk memberikan kebohongan award kepada tiga orang produser hoax di negeri ini," kata Sekjen PSI Raja Juli Antoni di DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (4/1/2019).

PSI menjatuhkan penghargaan kebohongan paling lebay kepada Prabowo atas pernyataannya soal selang cuci darah RSCM dipakai 40 kali. Sandiaga mendapat penghargaan kebohongan hakiki karena menyebarkan pernyataan membangun Tol Cipali tanpa hutang.

Sementara, Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief mendapat penghargaan karena lewat cuitannya di sosial media yang membuat geger publik dengan kabar ada 7 kontainer berisi 70 juta surat suara yang telah tercoblos di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas