Dukung dan Wujudkan Digitalisasi Kewirausahawan Milenial Yang Moderen
Cara ini merupakan salah satu pemanfaatan era keberlimpahan (abandent era), baik dalam bentuk IT maupun proses bisnis baru.
Editor: Content Writer
Upaya pemerintah dalam mendukung program kewirausahawan dilakukan dengan cara digitalisasi pertanian. Cara ini merupakan salah satu pemanfaatan era keberlimpahan (abandent era), baik dalam bentuk IT maupun proses bisnis baru berupa brand dan konsumen.
"Kita mengunakan ini untuk menggantikan system lama yang sudah tidak dapat dipertahanakan lagi," kata Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (PPSDMP), Andriko Noto Susanto, Selasa (8/1/2018).
Menurut Andriko, digitalisasi ini dilakukan untuk merespon keterbatasan tenaga kerja dan meningkatkan effisiensi yang mampu meningkatkan produktivitas bisnis, value, produk dan konsumen baru yang men-disruptive teknologi budidaya konvensional.
"Melalui, precisions farming, marketing online dapat menekan biaya produksi dan pemasaran secara signifikan serta membuka akses pasar tanpa batas," katanya.
Melalui Digitalisasi Petani Bisa Bekerja Secara Optimal
Melalui digitalisasi, lanjut dia, petani dapat melakukan otomatisasi dalam panen, pengolahan tanah dan tanam, pengendalian gulma dan organisme pengganggu tanaman, serta mampu melakukan pemupukan.
"Biaya produksinya jyga rendah karena mekanisasinya memungkinkan petani mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan cara konvensional. Cara ini memberikan insentif yang lebih baik bagi pemuda milenial yang mengelola lahannya," katanya.
Andriko mengatakan, pola moderenisasi yang diatur secara baik diharapkan mampu mendorong anak muda lebih mendalami dan memahani sektor pertanian. Mereka diyakni akan tertarik pada keuntungan tanpa harus kena berpanas-panasan, atau kena hujan dan lumpur.
"Kita harus mendorong minat generasi muda milenial turun ke sawah karena sangat menjanjikan. Implikasinya, petani milenial akan lebih innovative, kreatif, responsive terhadap perubahan dan tidak pernah puas dengan apa yang sudah dicapai. Inilah awal dari modernisasi pertanian yang kita dambakan," katanya.
Digitalisasi Mempercepat Peningkatan
Menurut Andriko, digitalisasi ini mampu mempercepat peningkatan kesejahteran petani pada era digital secara terintegrasi. Selanjutnya, penggunaan program daring diharapkan bisa menciptakan aplikasi terbarukan untuk mengefisienkan jaringan distribusi dan penjualan langsung dari sentra-sentra produksi ke konsumen.
"Secara umum, kita ingin mengefisienkan sektor pertanian dalam arti luas. Kemudian pemasaran online dan offline juga memungkinkan generasi milenial mengakses penjualan semakin terbuka, sehingga dapat menghasilkan harga terbaik," katanya.
Seperti diketahui, pemerintah terus berupaya mengakselerasi pembangunan infrastruktur agar menciptakan sistem distribusi pangan yang efisien dan efektif, dalam pencapaian swasembada pangan di seluruh daerah dan tingkat nasional.
"Upaya ini kita harapkan menjadi bahan bakar pembangunan pertanian dalam upaya menyambut generasi emas Indonesia 2045," kata Andriko.
Digitalisasi Adalah Terobosan
Dia menambahkan, digitalisasi memungkinkan adanya terobosan atau breakthrough pemasaran indirect market ke direct market. Kondisi ini menguntungkan produsen dan konsumen, sehingga dapat membuka peluang kerjasama langsung antara produsen generasi milenial dengan konsumen milenialnya, sesuai dengan syarat, kondisi dan requirement masing masing.
"Program terbaru pemerintah melalui regenerasi petani muda dan digitalisasi dapat mengoptimalkan sinergi di bidang pangan dan nonpangan dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani, memperluas akses petani ke sistem finansial, serta mengurangi kesenjangan antar daerah," pungkasnya. (*)