Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Temui Jokowi, GP Anshor Sampaikan Pergerakan Kelompok Radikal yang Ingin Dirikan NKRI Bersyariat

Yaqut Cholil menyampaikan informasi temuan adanya kelompok radikal di berbagai daerah kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Temui Jokowi, GP Anshor Sampaikan Pergerakan Kelompok Radikal yang Ingin Dirikan NKRI Bersyariat
Tribunnews.com/Seno Tri Sulistiyono
Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Pemuda (GP) Anshor Yaqut Cholil. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Pemuda (GP) Anshor Yaqut Cholil menyampaikan informasi temuan adanya kelompok radikal di berbagai daerah kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Informasi tersebut disampaikan Yaqut bersama pimpinan wilayah GP Anshor di 34 Provinsi kepada Jokowi yang ditemani Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/1/2019).

"Mereka semua melaporkan kepada Presiden situasi yang terjadi di daerah masing-masing. Satu terkait dengan perubahan politik, situasi politik. Kedua terkait dengan kelompok radikal, kelompok radikal yang terkonsolidasi karena kontestasi Pilpres," ujar Yaqut.

Menurut Yaqut, kelompok radikal tersebut tersebar di beberapa Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa seperti di Riau dan Jawa Barat dengan agenda mendirikan NKRI Bersyariat.

"Mereka (ingin) dirikan negara Islam lah, khilafah Islamiah, atau minimal mereka dirikan NKRI Bersyariat," papar Yaqut.

Baca: Pimpinan Wilayah GP Ansor Seluruh Indonesia Temui Presiden Jokowi di Istana

Kelompok radikal tersebut, kata Yaqut, paling banyak berada di beberapa daerah yang berbatasan langsung dengan negara lain.

Dia mencontohkan di Bengkalis dengan melakukan penyerangan kepada pihak kepolisian.

Berita Rekomendasi

"Ada beberapa daerah pesisir yang dijadikan mereka sebagai tempat konsentrasi pergerakan kelompok radikal," katanya.

Yaqut menilai, kelompok radikal tersebut bukan bertujuan untuk merusak kontestasi Pilpres yang akan berlangsung pada 17 April 2019, tetapi mereka mencoba masuk ke salah satu peserta kontestasi pemilu untuk memasukkan agendanya.

"Mereka menginduk pada salah satu kontestan Pemilu untuk masukkan agenda-agenda mereka," ucap Yaqut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas