Ini Kendala Polri Ungkap Pelaku Teror di Dua Kediaman Pimpinan KPK
Menurutnya, tim kesulitan mengidentifikasi sidik jari pelaku lantaran sudah banyak orang lain yang turut memegang botol tersebut.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri mengakui adanya kendala dalam mengungkap pelaku yang melakukan teror di dua kediaman pimpinan KPK.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan kendala pertama terkait identifikasi sidik jari pada bom molotov yang ditemukan di kediaman Wakil Ketua KPK Laode M Syarif.
Menurutnya, tim kesulitan mengidentifikasi sidik jari pelaku lantaran sudah banyak orang lain yang turut memegang botol tersebut.
"Ada beberapa kendala yang ditemui karena kejadiannya sudah terlalu banyak dari sekitar yang pegang itu. Ada juga dari pihak rumah yang memegang," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/1/2019).
"Kemudian, karena dari api, disiram air, sehingga untuk memunculkan sidik jari itu butuh teknik Inafis untuk cari sidik jari itu," imbuhnya.
Baca: Kubu Prabowo Subianto Ancam Mundur dari Pilpres 2019, Djoko Santoso: Masak Orang Gila Suruh Nyoblos
Begitu pula terkait bom palsu yang mirip bom pipa di kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo. Ia mengatakan setelah pengecekan ternyata di paralon tersebut ditemukan banyak sidik jari pula.
Sementara itu, kendala kedua pengungkapan pelaku di kediaman Agus yakni terkait sketsa wajah pelaku.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu mengatakan pihaknya masih mengupayakan pembuatan sketsa wajah berdasarkan keterangan saksi.
Baca: KPK: DPRD DKI Jakarta Sama Sekali Tak Laporkan Data LHKPN di 2018
Proses pembuatan sketsa wajah, kata dia, harus dilakukan berulang kali dan dilakukan klarifikasi terus menerus pada para saksi.
"Kemudian untuk sketsa wajah, itu tak bisa sekali duakali. Harus berulang kali tim sketsa perlu dengan kesabaran. Harus diklarifikasi lagi bentuk mukanya seperti apa ke saksi," kata dia.
"Ternyata sudah sebulan pemilik warung curiga. Itu perlu dicek ulang kembali. Matanya kemudian hidungnya, itu harus dikroscek dua orang itu. Perlu teknologi pengamatan, itu belum muncul dari komputer, untuk dianalisa secara komprehensif lagi," tukas Dedi.
Baca: Ramai Luhut Diminta Cium Kaki Fahri Hamzah, Sudjiwo Tedjo Ungkit Janji Amien Rais Saat Pilpres 2014
Sebelumnya diberitakan, teror menyasar dua kediaman pimpinan KPK pada Rabu (9/1).
Dua bom molotov menyasar kediaman Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Kalibata, Jakarta Selatan. Salah satu bom molotov itu gagal meledak.
Sementara di pagar kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat, ditemukan benda mirip bom pipa yang ternyata adalah bom palsu.