Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peristiwa Bencana Berimbas pada Dunia Pariwisata

Erupsi Gunung Agung di Bali tahun 2017 menyebabkan 1 juta wisatawan batal ke Bali dan menyebabkan kerugian mencapai Rp 11 triliun

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Peristiwa Bencana Berimbas pada Dunia Pariwisata
Istimewa
Sutopo Purwo Nugroho 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan pariwisata di Indonesia luar biasa pesat. Data World Travel and Tourism Council (WTTC) melaporkan bahwa Top-30 Travel and Tourism Countries Power Ranking yang didasarkan pada pertumbuhan absolut pada periode tahun 2011 dan 2017 untuk empat indikator perjalanan dan pariwisata utama menunjukkan Indonesia berada pada nomor 9 sebagai negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat di dunia.

Dalam daftar yang dikeluarkan tersebut, China, Amerika Serikat, dan India menempati posisi tiga besar. Untuk kawasan Asia, Indonesia berada nomor 3 setelah China dan India.

Sedangkan untuk di kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia terbaik diantara negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand yang berada di nomor 12, Filipina dan Malaysia di nomor 13, Singapura nomor 16 dan Vietnam nomor 21.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, pariwisata Indonesia memiliki banyak keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif yaitu sektor pariwisata merupakan penghasil devisa terbesar. Pada tahun 2019, industri pariwisata diproyeksikan menyumbang devisa terbesar yaitu US$ 20 Miliar.

Dampak devisa yang masuk langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pada tahun ahun 2019, pariwisata Indonesia ditargetkan menjadi yang terbaik di kawasan regional, bahkan melampaui ASEAN. Country Branding Wonderful Indonesia menempati ranking 47 dunia, mengalahkan country branding Truly Asia Malaysia (ranking 96) dan country branding Amazing Thailand (ranking 83). Country branding Wonderful Indonesia mencerminkan positioning dan differentiating pariwisata Indonesia.

Baca: Muncul Air Laut Warna Oranye di Seputar Gunung Anak Krakatau, Sutopo Purwo Nugroho Angkat Bicara

Pariwisata Indonesia memiliki banyak keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia terus mengalami peningkatan sebesar 55% secara absolut, dari tahun 2014 sebesar 9 juta, menjadi 14 juta pada tahun 2017.

Berita Rekomendasi

Sektor pariwisata penghasil devisa terbesar. Pada 2019, industri pariwisata diproyeksikan menyumbang devisa terbesar di Indonesia yaitu US$ 20 Miliar.

Dampak devisa yang masuk langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Di banyak daerah di Indonesia, sektor pariwisata telah mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan makin meningkatkan masyarakat sekitarnya.

"Misal, pengembangan pariwisata Danau Toba telah meningkatkan PAD Kabupaten  Samosir naik 81 persen dalam kurun waktu 2016-2017. Begitu juga Kabupaten Simalungun, PAD naik 91 persen, Kabupaten Humbang Hasundutan naik 103 persen, Kabupaten Karo naik 58 persen," kata Sutopo Purwo Nugroho,  Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Rabu (16/1/2019).

Namun di balik itu semua, industri pariwisata sangat rentan terhadap bencana, apabila tidak dikelola dengan baik, dampaknya akan mempengaruhi ekosistem pariwisata dan pencapaian target kinerja pariwisata.

Pariwisata seringkali diasosiasikan dengan kesenangan, dan wisatawan melihat keamanan dan kenyamanan sebagai satu hal yang esensial dalam berwisata. 

Bencana merupakan salah satu faktor yang sangat rentan mempengaruhi naik turunnya permintaan dalam industri pariwisata.

Beberapa kejadian bencana telah menyebabkan dampak industri pariwisata, antara lain erupsi Gunung Merapi tahun 2010, telah mengakibatkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan di beberapa obyek wisata di Yogyakarta dan Jawa Tengah mencapai hampir 50 persen.

Baca: 3 Kapal Karam Ini Justru jadi daya Tarik Wisatawan, Ada yang Terdampar di Tengah Gurun Pasir

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas