Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Mitigasi Bencana, Jonan: Saya Minta Tidak Ada Ego

"Bencana geologi atau yang mayoritas bencana alam ini harus ditangani secara sungguh- sungguh," ujar Jonan,

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
zoom-in Soal Mitigasi Bencana, Jonan: Saya Minta Tidak Ada Ego
Fitri Wulandari
Menteri ESDM Ignasius Jonan saat membuka Geoseminar bertajuk 'Strategi Mitigasi Gunungapi Anak Krakatau di Kawasan Selat Sunda', di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membuka Geoseminar bertajuk 'Strategi Mitigasi Gunungapi Anak Krakatau di Kawasan Selat Sunda', Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Ignasius Jonan 'marah-marah'.

Ia mengatakan bahwa bencana geologi pada umumnya didominasi bencana yang muncul akibat faktor alam. Namun, tentunya penanganan harus dilakukan secara cermat dan serius.

"Bencana geologi atau yang mayoritas bencana alam ini harus ditangani secara sungguh- sungguh," ujar Jonan, dalam acara yang digelar di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2019).

Ia pun menjelaskan bahwa semua pihak terkait, harus bersikap objektif dalam mengedepankan upaya mitigasi bencana untuk meminimalisir jumlah korban jiwa dan kerugian material yang ditimbulkan akibat bencana tersebut.

"Objektifnya apa? Bukan kita bisa mencegah bencana geologi itu datang, karena hampir tidak ada bencana kegeologian yang bisa dicegah, yang bisa adalah dimitigasi sehingga mengurangi korban jiwa dan material," jelas Jonan.

Mantan Menteri Perhubungan itu pun mengakui bahwa bencana alam yang terjadi di tanah air biasanya tidak bisa diprediksi.

Sehingga hal itu bisa menimbulkan korban jiwa yang lebih banyak, "Banyak bencana geologi yang timing nya tidak bisa diprediksi jauh-jauh hari secara akurat,".

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu ia meminta agar para peneliti maupun ahli yang bekerja pada lembaga yang terkait mitigasi bencana untuk tidak mengedepankan ego masing-masing.

Jonan menegaskan agar para ahli bisa menyampaikan pendapat mereka berdasar kepentingan bersama.

"Para Geolog dan Vulkanolog, sebagian (mengaku) membaca instrumen, sebagian gerakan tanah dan sebagainya, saya minta, tidak boleh ego-nya ego institusi," tegas Jonan.

Ia pun menyebutkan Badan Geologi sebagai contoh lembaga resmi yang bisa memberikan informasi mengenai mitigasi bencana dan vulkanologi di bawah naungan Kementerian ESDM.

Badan Geologi itu pun merupakan perpanjangan suara dari pemerintah.

Apa yang disampaikan Badan Geologi juga disampaikan pula kepada instansi terkait lainnya sehingga informasi yang diterima transparan dan tidak terjadi perbedaan pendapat.

"Pendapatnya secara resmi pemerintah ada sendiri di Badan Geologi, tapi hasilnya apa, masukan kepada instansi lain, harus terbuka," kata Jonan.

Jonan kembali menegaskan bahwa penyampaian informasi tersebut bisa membantu upaya mitigasi bencana yang saat ini tengah digaungkan.

"Mengundang ahli dari instansi lain, lembaga ilmu pengetahuan dan lain lain supaya yang disampaikan mendekati keakuratan yang tinggi, tidak boleh ada ego institusi, apalagi ego pribadi," pungkas Jonan.

Sebelumnya, gempa disusul tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu, menyebabkan kerusakan yang tidak hanya terjadi di kawasan Banten, namun juga Lampung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas