Peneliti Hukum Olahraga: Permasalahan PSSI Terletak Pada Sistem
Peneliti hukum olahraga, Eko Noer Kristiyanto, menilai permasalahan di organisasi PSSI berada pada sistemnya.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti hukum olahraga, Eko Noer Kristiyanto, menilai permasalahan di organisasi PSSI berada pada sistemnya.
Untuk itu, kata dia, perlu komitmen dari ketua umum yang baru membenahi induk sepak bola nasional itu.
“Yang menjadi kanker adalah pola dan sistem,” kata Eko dalam acara Setelah #EdyOut, Akankah Ada Revolusi di Tubuh PSSI? di Jakarta Pusat, Kamis (24/1/2019).
Baca: Hasil Akhir Babak 32 Besar Piala Indonesia, PSBL Langsa vs Bhayangkara FC, The Guardian Unggul 1-2
Ia menilai mundurnya Edy Rahmayadi sebagai ketua umum PSSI bukan tentang kapasitas Edy sebagai pemimpin, karena baginya kepemimpinan Edy teruji melalui karir militer.
Selama ini, dia menilai, kehadiran Edy justru sempat membuat kagok para ‘pemain lama’ karena Edy memang bukan orang yang gampang dikendalikan apalagi di-setting.
Apalagi, kata dia, Edy berulang kali menyatakan dukungan agar satgas antimafia bola masuk dan bekerja walau harus menyentuh orang-orang dalam PSSI.
Baca: Djarot Saiful Benarkan BTP Akan Menikah dengan Bripda Puput, Ungkap Keduanya Sudah Saling Cocok
"Itulah sebabnya dalam berbagai diskusi terkait match fixing, saya selalu menolak jika sasaran akhirnya adalah suksesi ketua umum PSSI. Karena masalah laten ada jauh sebelum Edy menjabat Ketua Umum PSSI," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI), Ignatius Indro, mengatakan sebagai organisasi suporter, PSTI mengapresiasi keputusan Edy untuk mundur.
Dia menjelaskan, kritik dari masyarakat yang dilakukan melalui Change.org bukan bersifat personal tapi ini adalah wujud kepedulian masyarakat terhadap dunia persepakbolaan Indonesia.
Baca: Gelandang Persija Jakarta Ini Umumkan Kabar Bahagia
"Dengan mundurnya Edy, jelas menunjukan PSSI ada masalah dan ini harus diselesaikan tidak hanya oleh internal PSSI saja tetapi juga oleh seluruh stakeholder sepak bola Indonesia,” kata dia.
Diskusi soal siapa yang layak gantikan Edy mungkin akan sering muncul di waktu-waktu ini.
Namun menurut pria yang kerap disapa Indro tersebut, isu yang terpenting adalah bagaimana PSSI berbenah diri setelah berbagai permasalahan mencuat seperti mafia pengaturan skor pertandingan sepakbola.
“Mundurnya Edy bukan berarti pekerjaan kita selesai, namun harus semakin keras dalam membongkar semua mafia sepakbola termasuk yang masih bercokol di PSSI,” katanya.