Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kita Bersaudara dalam Kebangsaan

antara lain Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Kita Bersaudara dalam Kebangsaan
ISTIMEWA
Ketua DPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet usai menghadiri Perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 di lingkungan Sekretariat Jenderal MPR, DPR, dan DPD RI, Rabu (6/2/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengajak semua pihak untuk senantiasa menghormati satu sama lain. Perluas hati dan pikiran untuk selalu membuka ruang dialog. Karena diantara begitu banyak perbedaan, bangsa Indonesia sejak dahulu selalu dipersatukan oleh semangat perasaan senasib dan sepenanggungan.

“Melalui dialog, kita bisa saling menguatkan satu sama lain. Walapun kita tidak bersaudara dalam keimanan, namun kita bersaudara dalam kebangsaan,” ujarnya saat menghadiri Perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 di lingkungan Sekretariat Jenderal MPR, DPR, dan DPD RI, di Jakarta, Rabu (6/2/2019).

Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise.

Hadir juga sejumlah Duta Besar negara sahabat untuk Indonesia antara lain Duta Besar Norwegia H.E. Mrs. Vegard Kalee, Duta Besar Ethiopia H.E Mr. Admasu Tsegaye, dan Duta Besar Irlandia H.E. Mrs. Olivia Leslie.

Baca: Hotman Paris Singgung Pimpinan Parpol di Prostitusi Kelas Atas: Main di Hongkong Pakai Private Jet

Dewan Pakar KAHMI ini mengingatkan, jelang Pemilu 2019, ada saja pihak yang memanfaatkan perbedaan untuk disulut menjadi api permusuhan. Berbeda dalam pilihan politik tidak dilarang, namun hati harus tetap dipersatukan dalam bingkai NKRI. 

"Mantan Presiden Abdurrahman Wahid juga pernah mengingatkan bahwa yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan," kata dia.

"Jangan sampai kita terprovokasi akibat ulah segelintir orang yang mempolitisasi agama demi ambisi kekuasaan. Karena agama adalah sumber kebajikan, bukan sumber pertikaian," politisi Golkar yang kerap disapa Bamsoet ini menegaskan kembali.

Berita Rekomendasi

Bamsoet yang juga Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengajak segenap elemen bangsa memaknai perayaan Natal 2018 maupun hari besar keagamaan lainnya, sebagai momentum untuk kembali ke jati diri sebagai bangsa Indonesia yang majemuk dan berbudaya.

Tak hanya itu, Tahun Baru 2019 juga harus dijalankan dengan optimisme yang tinggi, agar masa depan bangsa dan negara tetap cerah, tidak runtuh, apalagi punah.

Baca: Bidadari Jokowi Tolak RUU Permusikan, TKN: Presiden Ingin Industri Musik Indonesia Maju

"Tuhan Yang Maha Esa telah menunjukan cinta kasihnya kepada bangsa Indonesia, sehingga menjadikan negara kita laksana surga. Sudah sepatutnya kita mensyukuri semua berkah dan karunia ini," tutur Bamsoet.  

Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini menambahkan, salah satu cara bersyukur yang bisa dilakukan antara lain dengan memperkuat rasa solidaritas antar sesama anak bangsa dalam bingkai toleransi. Jangan jadikan perbedaan suku, agama, ras, dan golongan sebagai alat pemecah belah. 

"Tidak banyak bangsa dan negara di dunia ini yang bisa mengelola kemajemukan dan kebudayaannya menjadi sebuah kekuatan. Sejarah mencatat, banyak dari negara dunia justru terpecah belah lantaran tak bisa menghadapi benturan antar kemajemukan dan kebudayaannya masing-masing. Ini tidak boleh terjadi di negara kita Indonesia," pungkas Bamsoet.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas